Diabetes melitus (DM) merupakan gangguan metabolik kronis yang ditandai
dengan hiperglikemia akibat penurunan sekresi insulin dan resistensi insulin.
Kondisi hiperglikemia dapat menimbulkan komplikasi patogenesis seperti
retinopati, neuropati, nefropati, dan sulitnya penyembuhan luka. Luka
didefinisikan sebagai kerusakan fisik yang diakibatkan karena terbukanya area
kulit. Luka pada kondisi diabetes proses penyembuhannya sangat lambat,
terjadinya infeksi merupakan faktor utama dalam memperburuk luka, berkembang
menjadi gangren kemudian amputasi dan dapat meningkatkan kasus kematian.
Penyembuhan luka melibatkan mekanisme kompleks yang terjadi akibat proses
pemulihan anatomi dan fisiologi secara terus-menerus yang secara umum dapat
dibagi menjadi tiga tahap, yaitu fase inflamasi, fase proliferasi, dan fase maturasi.
Di Indonesia, pegagan dan binahong telah dimanfaatkan sebagai obat tradisional
untuk menyembuhkan luka. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi
efektivitas ekstrak daun Anredera cordifolia (Ten.) v. Steenis, herba pegagan
Centella asiatica (L.) Urb. dan kombinasinya pada penanganan luka kaki diabetes
melitus dan mekanisme kerjanya.
Penelitian ini dibagi menjadi 2 tahap, yaitu uji nonklinik dan uji klinik. Tahapan
uji nonklinik terdiri dari uji antibakteri terhadap Staphylococcus aureus (SA) dan
Pseudomonas aeruginosa (PA), uji anti inflamasi, uji proliferasi sel fibroblas dan
uji penyembuhan luka pada kelinci diabetes. Sedangkan pada tahapan uji klinik,
evaluasi penggunaan obat anti infeksi luka kaki diabetes, sediaan salep dari
ekstrak tunggal ataupun kombinasinya diberikan kepada pasien dengan kriteria
inklusi pasien diabetes dengan gula darah sewaktu ?200 mg/dL dan mempunyai
luka kaki klasifikasi kelas 1 Wagner-Meggitt.
Tanaman binahong dan pegagan didapatkan dari Lembang-Bandung, Jawa Barat.
Determinasi tanaman dilakukan di Herbarium Bandungense, Sekolah Ilmu dan
Teknologi Hayati- ITB dan LIPI Cibinong. Hasil penapisan fitokimia
menunjukkan bahwa simplisia dan ekstrak binahong dan pegagan mengandung
golongan alkaloid, flavonoid, saponin, tanin, dan steroid/triterpenoid. Berdasarkan
pemantauan secara KLT menunjukkan adanya senyawa apigenin dalam ekstrak
binahong (Rf 0,53) dan senyawa asiatikosida dalam ekstrak pegagan (Rf 0,76).
ii
Penetapan kadar senyawa penanda secara KCKT menunjukkan kadar apigenin
dalam ekstrak binahong 0,27 % dan kadar asiatikosida dalam ekstrak pegagan
4,19 %.
Dari hasil pemeriksaan aktivitas antibakteri terhadap bakteri SA dan PA metode
difusi, diketahui bahwa ekstrak daun binahong, ekstrak herba pegagan, dan
kombinasinya memiliki aktivitas antibakteri SA dan PA dari luka kaki DM
ditunjukkan nilai konsentrasi hambat minimum (KHM). Sifat kerja kedua ekstrak
tunggal pada konsentrasi rendah menunjukkan sifat bakteriostatik, pada
konsentrasi lebih besar sampai 5 KHM bersifat bakterisid; sedangkan kombinasi
ekstrak pada semua konsentrasi bersifat bakteriostatik. Uji anti inflamasi
menggunakan metode in vitro Human Red Blood Cel Membrane Stabilization
Assay. Pengukuran parameter yaitu stabilisasi membran sel darah merah manusia
di induksi larutan hipotonis yang menyebabkan membran menjadi lisis. Aktivitas
ditunjukan oleh kemampuan ekstrak mempertahankan stabilitas membran sel
darah merah. Hasil uji menunjukkan stabilitas tertinggi pembanding kalium
diklofenak 400 µg/mL yaitu 92,12 ± 0 %, ekstrak binahong 200 µg/mL 81,61 ±
2,92 %, ekstrak pegagan 400 µg/mL 90,60 ± 0,09 %, ekstrak kombinasi binahong
50 µg/mL + pegagan 50 µg/mL 84,80 ± 2,39 %. Ekstrak binahong, ekstrak
pegagan, kombinasi ekstrak dan sanoskin sebagai pembanding juga memiliki
kemampuan untuk meningkatkan proliferasi sel fibroblas. Nilai proliferasi
tertinggi ditunjukkan oleh ekstrak kombinasi rata-rata jumlah sel 7806,33 (dosis
pengujian) dan terdapat perbedaan bermakna antara kelompok salep pembanding
sanoskin dan kelompok pengujian (p < 0,05).
Salep ekstrak binahong, pegagan, dan kombinasinya menyebabkan iritasi ringan
pada kelinci (0,0-0,4), tetapi tidak menyebabkan reaksi kulit pada manusia.
Pengujian efek penyembuhan luka diabetes pada kelinci dan manusia,
menunjukkan bahwa sediaan ekstrak tunggal dan kombinasi memiliki efek
penyembuhan luka kaki diabetes tidak berbeda bermakna terhadap kelompok
pembanding (p > 0,05). Mekanisme kerja ekstrak binahong, ekstrak pegagan, dan
kombinasi ekstrak adalah dengan menghambat proses inflamasi, membunuh atau
menghambat pertumbuhan bakteri, dan meningkatkan proliferasi sel.