PT Primarindo Asia Infrastructure merupakan perusahaan sektor ekonomi kreatif yang menghasilkan produk sepatu. Sebagai salah satu perusahaan sektor ekonomi kreatif, perkembangan PT Primarindo Asia Infrastructure mendukung pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Akan tetapi, saat ini PT Primarindo Asia Infrastructure sedang mengalami penurunan penjualan dari tahun ke tahun. Berdasarkan analisis kesenjangan, diperoleh bahwa PT Primarindo Asia Infrastructure tidak memiliki kebutuhan pelatihan berbasis kompetensi dalam meningkatkan intrapreneurship di PT Primarindo Asia Infrastructure. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kompetensi dan kebutuhan pelatihan yang diperlukan oleh PT Primarindo Asia Infrastructure dalam meningkatkan intrapreneurship.
Identifikasi kebutuhan pelatihan diawali dengan melakukan pengembangan model kompetensi yang akan digunakan. Dengan melakukan wawancara dan penyebaran kuesioner, diperoleh bahwa seluruh unit kompetensi pada model yang dikembangkan, dibutuhkan oleh PT Primarindo Asia Infrastructure. Penyebaran kuesioner dilakukan pada PT Primarindo Asia Infrastructure. Sampel yang dibutuhkan pada penelitian ini adalah 190 responden. Pengambilan sampel dilakukan secara random dan terstratifikasi proporsional ke dalam dua strata yaitu 27 responden dari level manajerial dan 163 responden dari level non-manajerial. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan uji wilcoxon signed rank sum test, importance-performance analysis, dan mann-whitney u test.
Hasil uji wilcoxon signed rank sum test menunjukkan terdapat 16 unit kompetensi pada jabatan non-manajerial yang berbeda signifikan kepentingannya dan frekuensi penggunaannya. Dengan menggunakan importance-performance analysis diperoleh 5 unit kompetensi yang menjadi prioritas utama untuk dikembangkan pada jabatan non-manajerial yaitu developing others, team leadership, entrepreneurial thinking, project management, dan technology trend analysis. Berdasarkan analisis pengembangan program pelatihan, diperoleh kesimpulan 5 unit kompetensi di atas akan dikembangkan dengan menggunakan pelatihan. Hasil uji wilcoxon signed rank sum test pada level manajerial menunjukkan ada 6 unit kompetensi yang berbeda signifikan antara kepentingannya dan frekuensinya penggunaannya. Dengan menggunakan importance-performance analysis, diperoleh 4 unit kompetensi yang menjadi prioritas utama untuk dikembangkan pada jabatan manajerial yaitu information seeking, customer service orientation, developing others, dan team leadership. Berdasarkan analisis pengembangan program pelatihan, diperoleh kesimpulan 3 unit kompetensi yaitu customer service orientation, developing others, dan team leadership pada jabatan manajerial akan dikembangkan dengan menggunakan pelatihan. Hasil mann-whitney u test menunjukkan bahwa terdapat 9 unit kompetensi yang berbeda signifikan kepentingannya antara jabatan non-manajerial dan manajerial yaitu achievement orientation, concern for order, information seeking, relationship building, developing others, teamwork, team leadership, analytical thinking, dan sense of humor.
Kata kunci: intrapreneurship, kompetensi, analisis kebutuhan pelatihan (TNA), kesenjangan kompetensi