digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2018 TS PP DHIA ATIKAH ALIYYU 1-ABSTRAK.pdf
PUBLIC Open In Flipbook Garnida Hikmah Kusumawardana

Berbagai permasalahan pada pengelolaan sampah mengakibatkan keterbatasan kemampuan instansi dalam penyelesaian. Kota Depok merupakan salah satu kota yang mempunyai Peraturan Daerah dalam mengatur masyarakat melakukan pemilahan sampah organik, anorganik, dan residu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sistem pengelolaan sampah eksisting, khususnya pada pengelolaan sampah organik dan anorganik serta menentukan alternatif teknologi pengolahan sampah organik yang tepat diimplementasikan di kota Depok dengan menggunakan analisis multikriteria metode TOPSIS (Technique for Order Performance by Similarity to Ideal Solution). Alternatif yang digunakan adalah pengomposan open windrow, pengomposan open windrow dan Black Soldier Fly (BSF), vermikompos, dan anaerobic digester. Alternatif-alternatif ini dinilai berdasarkan 6 kriteria (teknis, ekonomi, sosial, lingkungan, kelembagaan, dan peraturan) dan 48 subkriteria. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata timbulan sampah organik di 14 UPS adalah 720,01 kg/unit/hari dengan densitas 431,28 kg/m3. Sedangkan rata-rata timbulan sampah anorganik di 7 bank sampah adalah 321,29 kg/unit/hari. Maka, 1,56% dari timbulan sampah kota masuk ke UPS dan 1,36% dari timbulan sampah kota masuk ke bank sampah. Teknologi pengolahan sampah organik terpilih dengan menggunakan analisis multikriteria metode TOPSIS adalah pengomposan open windrow dengan nilai pendekatan relatif terhadap solusi ideal sebesar 0,802 untuk kelompok responden UPS dan bank sampah, 0,783 untuk kelompok responden pemerintah, 0,681 untuk kelompok akademisi dan sektor informal, dan 0,811 untuk kelompok responden gabungan. Maka, teknologi pengolahan sampah organik yang tepat dilakukan sesuai metode TOPSIS di kota Depok adalah dengan menggunakan pengomposan open windrow.