Queenbee Bouquet merupakan produk kerajinan tangan berbahan akrilik yang dijual berbasis online. Namun, setelah berjalan hampir satu tahun, Queenbee Bouquet menghadapi pasar yang semakin kompleks, meningkatnya persaingan di antara para pesaing, dan menurunnya siklus hidup produk yang berdampak langsung terhadap kondisi dalam yang tidak menguntungkan. Kondisi ini membuat perusahaan memiliki aset yang tidak digunakan. Namun perusahaan memiliki keyakinan kuat bahwa aset yang tidak digunakan ini memiliki potensi untuk menghasilkan keuntungan di industri lain. Kemudian, perusahaan memutuskan untuk melakukan diversifikasi berdasarkan matriks Ansoff.
Diversifikasi mewajibkan perusahaan untuk mengembangkan produk baru di pasar baru. Dengan demikian, perusahaan mengusulkan strategi dengan memasuki industri aksesoris fesyen dengan merek Easter Ear. Sebagai perusahaan baru, Easter Ear menghadapi kinerja produk yang rendah dan kesadaran merek yang rendah. Dengan demikian, tujuan penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keberadaan Easter Ear melalui Rencana Pengembangan Bisnis.
Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif yang diperoleh dari wawancara dan kuesioner, dokumen pribadi perusahaan, dan jurnal akademik. Data ini akan digunakan untuk menganalisis lingkungan perusahaan melalui beberapa alat analisis. Analisis eksternal perusahaan akan menggunakan: 1) 4 PEST, ditemukan bahwa di era ini persaingan antar pesaing menjadi sangat ketat oleh sebab itu perusahaan harus bersaing dengan cara cerdas; 2) Market Insight, ditemukan bahwa orang-orang memiliki kerelaanmembayar yang sama untuk buket bunga akrilik dan anting-anting akrilik; 3) Analisis kompetitor, ditemukan bahwa Easter Ear memiliki kekurangan dalam kombinasi warna, merek dan kemasan; 4) Porter’s Five Forces, ditemukan bahwa kekuatan kompetitif Easter Ear rendah. Sedangkan analisis internal perusahaan akan menggunakan: 1) Business Model Canvas, ditemukan bahwa BMC lama perusahaan memerlukan perubahan pada key activities, key resources, value propositions, customer segments, and revenue stream berdasarkan model “inside-out” open businessoleh Osterwalder; 2) Value Chain, ditemukan bahwa dalam procurement yang merupakan bagian dari kegiatan pendukung, Easter Ear hanya menghabiskan biaya kecil dalam produksi karena perusahaan masih memiliki aset yang tidak digunakan, sementara dalam kegiatan utama Easter Ear menyediakan layanan perbaikan dan COD; 3) Resource Based View, ditemukan bahwa Easter Ear memiliki kekuatan dalam material yang menggunakan aset yang tidak digunakan, fisik yang memiliki rumah studio, kamera, laptop, teknologi yang kemampuan menggunakan Canva (editor foto), modal manusia yang terampil, ide kreatif, pembangun konten, dan modal relasional yang merupakan hubungan baik antara pelanggan dan pemasok, sementara Easter Ear memiliki kelemahan dalam kemampuan pekerja untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan jadwal. Hasil analisis eksternal dan internal perusahaan akan membantu perusahaan untuk mengidentifikasi SWOT.
SWOT akan digunakan untuk menguraikan TOWS Matrix yang akan berisi beberapa strategi potensial untuk mencapai tujuan objektif perusahaan. Strategi yang diusulkan Easter Ear adalah membuat iklan yang menarik dengan menggunakan Canva dan membangun deskripsi emosional, meningkatkan jumlah investasi dari Rp120,000 menjadi Rp900,000 setiap bulan, bekerja sama dengan fotografer yang memiliki agensi model, dan mendukung influencer dalam aksesoris mode bidang. Kemudian, strategi ini akan dimasukkan ke dalam table action plan juga terdiri dari rencana penganggaran yang akan diuraikan pada akhir penelitian.
Perpustakaan Digital ITB