Sebagai alat penting dari perkembangan era teknologi informasi terkini, media sosial turut berdampak pada medan seni. Dengan pola komunikasi dua arah, media sosial menciptakan medan seni yang nampak lebih demokratis dan menjadi bagian dari kebudayaan populer. Pola komunikasi di medan seni juga berubah, termasuk antara museum seni rupa dan audiensnya. Museum seni rupa dituntut untuk bisa beradaptasi, dengan mengubah struktur organisasinya dan juga menambahkan strategi baru dalam program pengembangan audiens mereka, khususnya yang terkait dengan pola komunikasi resmi.
Galeri Nasional Indonesia (GNI) adalah salah satu museum seni rupa nasional yang kini menghadapi persoalan tersebut. Pengelolaan program pengembangan audiens di GNI masih pada taraf awal. Dan kini GNI dituntut untuk lebih dapat mengintegrasikannya dengan pemanfaatan media sosial. Penelitian ini menganalisa media sosial dan pengembangan audiens di GNI melalui dua sampel, yakni program pameran unggulan Manifesto (2008-2016) dan SEA+ Triennale (2013,2016), dalam platform Facebook dan Instagram. Selain itu, penelitian ini juga mengulas kasus perdebatan tentang karya video performans Arahmaiani pada pameran SEA+ Triennale 2016 yang terjadi melalui platform Facebook. Menggunakan teori-teori medan seni rupa, komunikasi massa dan permuseuman penelitian ini bertujuan untuk memaparkan implementasi kebijakan pengembangan audiens yang dijalankan oleh GNI, khususnya yang berkaitan dengan media sosial.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa, kebijakan pengembangan struktur organisasi dan strategi komunikasi yang belum dikelola secara baik mengakibatkan GNI mendapatkan tantangan besar dalam merancang dan menjalankan program pengembangan audiensnya. Selain memerlukan literasi media yang cukup, diperlukan juga restrukturisasi organisasi dan penambahan staf dengan keahlian khusus untuk memaksimalkan potensi penggunaan media sosial dalam pengembangan audiens mereka. Melihat pada kasus perdebatan Arahmaiani pada Facebook, dapat dilihat bahwa medan seni mengalami reposisi akibat pengaruh media sosial.
Perpustakaan Digital ITB