digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Meskipun memiliki peran penting dalam pembangunan ekonomi negara, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah memiliki kesulitan untuk bertahan di lingkungan bisnis yang keras. Usaha Mikro dan Kecil (UMK) terutama mengalami kesulitan dalam menghadapi lingkungan persaingan yang tinggi karena ukurannya yang kecil mereka kekurangan sumber daya, pengetahuan, dan keterampilan. Untuk mengatasi kendala dalam perkembangannya, mereka tidak lagi dapat bergantung pada kapasitas dan kemampuan mereka sendiri. Sehingga, kolaborasi dengan UMK lainnya telah menjadi sarana untuk mengkompensasi kekurangan mereka. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi fenomena hubungan bisnis kolaboratif antara UMK dalam industri makanan dan minuman yang berlokasi di Bandung, Indonesia. Pendekatan kualitatif menggunakan wawancara semiterstruktur digunakan dalam penelitian ini karena memungkinkan peneliti untuk melakukan analisis pemahaman yang mendalam. Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa kolaborasi terjadi karena UMK kekurangan dana dan motif pemasaran. Keuntungan dalam berkolaborasi adalah pengurangan risiko, mendapatkan akses ke pasar yang lebih besar, dan menghasilkan lebih banyak keuntungan. Komunikasi, proses pencocokan, dan komitmen sebagai tantangan dalam berkolaborasi.