Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang bergerak di industri Makanan dan Minuman
(F&B) memainkan peran penting dalam lanskap perekonomian Indonesia. UMKM di industri
makanan dan minuman menyumbang USD 51,7 miliar terhadap PDB Indonesia pada tahun 2019,
yaitu 4,3% dari total PDB negara pada tahun tersebut. Saat ini, sektor ini menghadapi banyak
tantangan, termasuk gangguan rantai pasokan, keterbatasan akses pasar, masalah pengendalian
kualitas, dan persaingan yang semakin ketat. Untuk menilai secara komprehensif kondisi UMKM
industri makanan dan minuman saat ini, dilakukan analisis SWOT (Strengths, Weaknesses,
Opportunities, Threats) secara menyeluruh. Analisis ini mengungkapkan bahwa meskipun sektor
ini memiliki portofolio produk yang beragam, keahlian lokal, dan kemampuan beradaptasi, sektor
ini juga menghadapi keterbatasan sumber daya, tantangan pengendalian kualitas, terbatasnya akses
terhadap pendanaan, dan kelemahan lainnya. Selain itu, analisis ini juga mengungkap peluang
dalam pertumbuhan ekspor, transformasi digital, dan dukungan pemerintah, serta menyoroti
ancaman seperti persaingan pasar, hambatan peraturan, dan ketidakpastian ekonomi. Untuk
mengatasi tantangan yang teridentifikasi dan memanfaatkan peluang potensial, strategi bisnis
multifaset diusulkan. Strategi ini menekankan pengembangan protokol manajemen rantai pasokan
yang kuat, memanfaatkan platform digital untuk meningkatkan akses pasar, dan membina
kolaborasi dengan perusahaan F&B dan jaringan distribusi yang lebih besar. Selain itu, strategi ini
menganjurkan peningkatan fokus pada langkah-langkah pengendalian kualitas, inisiatif
pembangunan merek, dan program pengembangan tenaga kerja. Selain itu, laporan ini
menggarisbawahi pentingnya mengadvokasi dukungan pemerintah, menyederhanakan kepatuhan
terhadap peraturan, dan membina kolaborasi seluruh industri untuk memastikan pertumbuhan
berkelanjutan dan daya saing UMKM di industri makanan dan minuman di Indonesia