PT Modern Internasional Tbk merupakan perusahaan tercatat di Bursa Efek Indonesia yang memiliki tiga anak perusahaan di bidang convenience store, penyedia fasilitas alat kesehatan, dan solusi manajemen dokumen yang berbasis IT. Penjualan perusahaan sangat bergantung terhadap penjualan 7-Eleven yang memiliki kontribusi sekitar 75.7% dari total penjualan. Pada pertengahan 2017, perusahaan terpaksa menutup seluruh gerai 7-Eleven dikarenakan kerugian penjualan yang signifikan. Penutupan 7-Eleven sebagai strategi akhir dipilih perusahaan akibat gagalnya kesepakatan antara perusahaan dan PT Charoen Pokphand Restu Indonesia Tbk untuk menjual 7-Eleven dengan harga jual Rp1 triliun. Strategi analisis dilakukan untuk membuktikan bahwa keputusan perusahaan untuk menutup seluruh gerai 7-Eleven merupakan strategi yang tepat atau tidak. Berdasarkan hasil analisa Matriks QSPM, strategi perusahaan untuk menutup seluruh gerai 7-Eleven merupakan strategi yang tepat dikarenakan kondisi keuangan perusahaan, regulasi pemerintah, dan kompetisi antar kompetitor.
Selain melakukan restrukturisasi seluruh kewajiban utang, perusahaan fokus terhadap pengembangan bisnis percetakan digital. Valuasi perusahaan dilakukan untuk menganalisa nilai ekuitas perusahaan setelah penutupan seluruh gerai 7-Eleven dengan menggunakan model Discounted Cash Flow (DCF) selama 10 tahun. Hasil dari valuasi menunjukkan jika upaya restrukturisasi dan konsolidasi berhasil, perusahaan akan bernilai Rp2.726.785,76 juta dengan nilai ekuitas per saham Rp278. Akan tetapi, jika perusahaan tidak mampu bertahan atau harus melikuidasi asetnya, nilai perusahaan hanya sebesar Rp572.691,88 juta dengan harga saham per lembar Rp36, atau di bawah harga saham saat ini Rp50.
Perpustakaan Digital ITB