Fenomena budaya layar yang terjadi saat ini memicu kecenderungan perubahan
akan penglihatan terhadap suatu realitas. Semua yang tampak pada layar seolah
nyata, terutama dengan bantuan perkembangan teknologi yang semakin mutakhir.
Wacana estetik kontemporer ini kini memasuki sebuah kondisi ketika batas antara
realitas dan fantasi semakin tipis. Perkembangan budaya layar selalu berdampak
pada hal yang terjadi di ruang fisik, terutama di saat ini segala bentuk informasi
mampu dimampatkan ke dalam sebuah representasi di atas layar. Informasiinformasi
yang dihadirkan pada layar tersebut sudah menjadi bagian dari kehidupan
sehari-hari sehingga dianggap hal yang biasa oleh hampir semua lapisan
masyarakat.
Penulis secara pribadi ingin mengevaluasi lebih jauh tentang medium digital yang
sering dikatakan imaterial melalui bentuk pixel yang merupakan elemen paling
mendasar dari representasi layar. Layar merupakan sebuah media yang digunakan
untuk menghadirkan representasi ruang virtual melalui tampilan bidang dua
dimensional. Ruang fisik yang direpresentasikan dalam bidang layar tersebut
memiliki dimensi yang lebih kompleks. Pada karya ini, penulis ingin
mempermainkan aspek-aspek ruang tiga dimensi pada medium layar, begitu juga
sebaliknya. Representasi yang berasal dari ruang fisik disimulasikan pada bidang
layar LCD karakter melalui bentuk. Bentuk pixel yang persegi dan modular
memungkinkan penulis untuk melakukan permainan bentuk menjadi kode-kode
visual tersendiri. Permainan bentuk tersebut penulis gunakan untuk mengganggu
ekspektasi apresiator secara tidak langsung.
Penulis menggunakan teknologi digital sebagai medium dalam karya ini. Penulis
mengkaji tentang teknologi digital tersebut dalam seni rupa serta menggunakan
teori estetika komputasi atau computational aesthetics dalam proses pembacaan
makna pada karya ini. Teori simulasi dan keterkaitannya dengan representasi pada
medium digital pun turut penulis gunakan untuk mengkaji proses penghadiran
tampilan yang penulis lakukan di atas layar