digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Jumlah sampah yang dihasilkan dini ini bisa dibilang sama dengan jumlah populasi di seluruh dunia. Dengan jumlah populasi yang terus menerus bertambah setiap menitnya, itu artinya jumlah sampah maupun limbah yang dihasilkan pun akan sama banyaknya. Berangkat dari kekhawatiran itu penulis berusaha menjabarkan kegiatan atau kebutuhan sehari-hari apakah yang menjadi faktor penyumbangbertambahnya sampah ini. Karena sebanyak 100% sampah yang dihasilkan, hanya sekitar 15-20% nya saja yang berhasil di daur ulang, sisanya akhirnya membusuk di tong sampah, atau mengotori lingkungan. Berkaca dari fakta tersebut, kita tidak bisa terus mengandalkan solusi mendaur ulang sampah karena tidak semua sampah dapat di daur ulang. Terutama produk dengan material yang sulit terurai seperti plastik yang biasanya hanya dapat di daur ulang menjadi bahan plastik yang tingkatnya dibawah tingkat asalnya. Oleh karena itu dibutuhkan solusi material lain yang dapat hancur dengan sendirinya dan hanya memakan waktu sebentar, tapi juga murah dalam pembuatannya. Solusi ini baiknya dapat diterapkan di sektor-sektor penyedia barang dan jasa yang biasa menggunakan bahan plastik dan memiliki tingkat pembuangan yang tinggi. Salah satu sektornya adalah sektor perhotelan yang menyediakan produk kebersihan kepada para tamunya setiap hari. Dari fakta tersebut, dapat dilihat bahwa setiap hari ketika para tamu-tamu ini check out dari hotel mereka, semua produk toiletries akan berujung di tong sampah, dikutip dari telegraph.co.uk. Setelah menganalisa melalui studi kepustakaan, uji coba laboratorium, analisa data internet, juga analisa data lapangan, salah satu pemecahan masalah yang bisa menjadi solusi adalah dengan pemanfaatan material bio-plastik dari tepung tapioka menjadi sebuah kemasan produk-produk toiletries hotel.