Pertumbuhan populasi penduduk di dunia telah menyebabkan kebutuhan akan bangunan sebagai penunjang aktivitas manusia meningkat. Sayangnya hal ini tidak imbang dengan ketersediaan lahan yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Keterbatasan lahan secara horizontal tersebut membuat inovasi penggunaan lahan secara vertikal semakin diminati. Dari situlah muncul pengembangan infrastruktur bangunan gedung dengan tingkat yang tinggi, bahkan sangat tinggi. Tentunya infrastruktur tersebut harus memenuhi persyaratan kekuatan dan kenyamanan untuk digunakan, terutama saat mengalami beban ekstrem seperti beban gempa.Tugas akhir ini menjadi salah satu studi yang membahas proses perancangan struktur bangungan sangat tinggi. Topik yang diambil adalah struktur gedung 90 lantai dengan sistem outrigger dan belt truss. Proses perancangan struktur dilakukan dengan melakukan pemodelan matematis pada software Etabs 2015 berdasarkan aturan bangunan gedung yang berlaku di Indonesia seperti SNI 1727:2012, SNI 2847:2013, dan SNI 1729:2015. Struktur yang dirancang telah memenuhi persyaratan tahan gempa dalam hal simpangan antar lantai, ketidakberaturan vertikal dan horizontal, torsi, dan efek P-Delta. Selanjutnya dilakukan penulangan pada setiap elemen struktur agar dapat memikul gaya-gaya dalam desain yang terjadi. Struktur bangunan yang telah dirancang secara mendetail tersebut dibebani dengan pembebanan riwayat waktu untuk memeriksa performansi struktur secara keseluruhan dalam pembebanan kondisi layan. Beban yang digunakan adalah beban gempa sintetis yang diperoleh dari penskalaan gempa Chichi 1999. Pemeriksaan dilakukan dalam bentuk analisis non-linear sehingga dapat diketahui komponen-komponen struktur yang sudah membentuk sendi plastis selama pembebanan. Hasil analisis riwayat waktu tersebut menunjukkan bahwa struktur gedung 90 lantai yang telah dirancang tidak mengalami kegagalan pada elemen manapun. Semua elemen masih berada dalam kondisi operasional elastik.