digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Daerah Istimewa Yogyakarta mempunyai sejarah aktivitas kegempaan yang cukup tinggi, serta berada pada zona tektonik aktif. Terdapat sesar Opak yang membentang dari barat daya – timur laut di wilayah ini. Setelah gempa Yogyakarta 27 Mei 2006, kami mencoba mendeliniasi distribusi hiposenter aftershock gempa selama periode 3 Juni sampai 6 Juni 2006. Dalam penelitian ini kami menggunakan data waveform dari 16 jaringan stasiun GeoForschungsZentrum (GFZ) yang tersebar di sekitar area keberadaan sesar Opak. Kami menyeleksi event dari waveform berdasarkan selisih waktu tiba gelombang S dan P (ts-tp) kurang dari 7 detik dan terekam oleh minimal 3 stasiun. Selanjutnya dilakukan picking manual waktu tiba gelombang P dan S untuk 453 event yang teridentifikasi, dengan jumlah phase P dan S sebanyak 2509. Kami menggunakan algoritma oct tree dalam program NonLinLoc untuk menentukan lokasi gempa. Hasil dari penentuan lokasi gempa dengan metode non-linear kemudian menjadi masukan untuk proses inversi tomografi menggunakan program LOTOS 12. Hasilnya didapatkan sebaran hiposenter yang terdistribusi berjarak kurang lebih 5 -15 km arah timur dari keberadaan sesar Opak. Hasil dari proses inversi tomografi memberikan citra struktur kecepatan di bawah permukan area sekitar sesar Opak. Dari tomogram penampang vertikal terlihat kontras anomali tinggi dan anomali rendah yang mengindikasikan keberadaan struktur suatu sesar, serta rasio Vp/Vs yang tinggi yaitu 1,8 – 1,81 di area bawah keberadaan sesar Opak yang berasosiasi dengan sedimen berpori yang terisi oleh fluida.