digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Benua Maritim Indonesia merupakan wilayah kepulauan di ekuator yang dipengaruhi berbagai fenomena atmosfer, di antaranya MJO dan Monsun. Monsun Musim Dingin Asia di beberapa wilayah di Indonesia mengakibatkan musim basah pada periode Desember-Januari-Februari (DJF). MJO merupakan fenomena yang terkait propagasi awan konvektif, sehingga fenomena ini mempengaruhi variabilitas curah hujan, termasuk Indonesia. Interaksi kedua fenomena ini secara bersamaan akan mengakibatkan peningkatan curah hujan, terutama di Kawasan Barat Indonesia. Oleh karenanya, penelitian mengenai pengaruh MJO terhadap curah hujan di Indonesia khususnya di kawasan Barat Indonesia perlu dilakukan. Studi ini bertujuan untuk menganalisis pola curah hujan di kawasan Barat Indonesia, mengidentifikasi MJO di Monsun Musim Dingin Asia pada periode DJF 2002/03 – DJF 2012/13, dan menganalisis pengaruh MJO terhadap curah hujan dengan sampel curah hujan stasiun yang mewakili wilayah Utara, wilayah Ekuator, dan wilayah Selatan. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa dari 10 kejadian MJO fase aktif periode DJF 2002/03 – DJF 2012/13, fenomena MJO secara keseluruhan meningkatkan curah hujan di fase 3, kemudian terus menurun di fase 4 dan fase 5. Di fase 3 terjadi peningkatan curah hujan di masing-masing wilayah (kecuali wilayah Supadio) dengan presipitasi mencapai > 30 mm/hari. Keadaan curah hujan di fase 4 menunjukkan hasil yang cukup fluktuatif, dengan peningkatan curah hujan terutama di Wilayah Ekuator. Di fase 5, penurunan curah hujan terlihat di Wilayah Utara dan Wilayah Ekuator, sementara di Wilayah Selatan, curah hujan Stasiun Cengkareng meningkat sebesar 20%, dan di Stasiun Bandung menurun sebesar -42%.