digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2017 TS PP SEKAR MAWAR OKTAVINA 1-ABSTRAK.pdf
PUBLIC Dwina Fatimiyah Shidiq

Indonesia adalah negara yang rawan gempa karena letak geografisnya yang dikelilingi oleh lempeng tektonik aktif. Banyak kejadian gempa di masa lalu telah menyebabkan ribuan korban jiwa, ribuan infrastruktur runtuh dan triliunan rupiah kerugian ekonomi. Melalui pengalaman ini, jelas bahwa Indonesia harus memiliki rencana pencegahan dan mitigasi yang memadai terhadap bencana gempa sehingga risikonya dapat dikurangi. Tujuan utama pengurangan risiko bencana gempa adalah meminimalisasi korban jiwa akibat kejadian gempa. Namun, korban jiwa bukan disebabkan oleh kejadian gempa secara langsung, namun disebabkan oleh ambruknya infrastruktur yang bisa membahayakan masyarakat sekitar. Oleh karena itu, penting untuk menilai kerentanan infrastruktur akibat gempa bumi untuk mencegah korban jiwa. DKI Jakarta sebagai ibu kota Indonesia memegang kegiatan sosio-ekonomi yang mencakup baik secara nasional maupun internasional. Banyak infrastruktur dibangun di DKI Jakarta untuk mendukung kegiatan tersebut terlepas dari kenyataan bahwa DKI Jakarta juga berpotensi sebagai daerah rawan gempa. Penilaian kerentanan seismik terhadap semua infrastruktur penting dilakukan, namun hanya bangunan yang telah dilakukan sementara jembatan jalan raya belum. Oleh karena itu, kerentanan seismik jembatan jalan raya di DKI Jakarta perlu dinilai untuk mencegah terjadinya bencana gempa. Kerentanan seismik dinilai dari kurva kerapuhan yang dikembangkan oleh HAZUS berdasarkan gempa DKI Jakarta saat ini. Meskipun ditujukan untuk bangunan, pedoman ini akan digunakan sebagai pendekatan untuk jembatan jalan raya dengan beberapa penyesuaian. Kurva kerapuhan adalah alat yang berguna untuk menggambarkan seberapa rentan sebuah jembatan terhadap besaran gempa tertentu yang dinyatakan dengan probabilitas tingkat kerusakan. Kurva kerapuhan pada studi ini dibentuk dari model jembatan jalan raya untuk mewakili jembatan yang ada di DKI Jakarta dan variasinya terhadap kapasitas struktural untuk mencakup semua kondisi yang mungkin dapat mempengaruhi probabilitas pada kurva kerapuhan. Terdapat enam model untuk mewakili jembatan jalan raya yang ada sesuai dengan tahun rancangannya. Semua model memiliki konfigurasi tipikal yang ditentukan dari tipe struktural jembatan yang ada di DKI Jakarta. Model akan dirancang sesuai dengan peratiran pembebanan, peraturan seismik, dan peraturan desain yang tersedia pada tahun model tersebut didesain. Fokus desain v dalam simulasi ini adalah desain gempa karena setiap model akan memiliki hasil yang berbeda untuk setiap tahun desain sesuai dengan peraturan seismik masingmasing. Kinerja model yang dirancang juga akan dievaluasi berdasarkan gempa saat ini dengan menggunakan analisis pushover. Studi ini menunjukkan bahwa, (1) pendetailan seismik dan desain gempa semakin ketat diberlakukan pada peraturan-peraturan yang lebih baru, (2) semua model memiliki tingkat kinerja dalam rentang Immediate Occupancy (IO) dan Life Safety (LS) berdasarkan gempa saat ini yang mengindikasikan bahwa semua jembatan jalan raya cukup kuat dan daktail untuk menahan kekuatan gempa, (3) semakin curam kemiringan kurva kerapuhan, semakin rentan jembatan jalan raya pada tingkat kerusakan tertentu dan pada nilai Sd tertentu, (4) semakin daktail struktur suatu jembatan, semakin kurang rentan jembatan tersebut terhadap tingkat kerusakan tertentu, (5) secara keseluruhan, jembatan jalan raya di DKI Jakarta tidak terlalu rentan terhadap gempa saat ini karena tingkat kinerja target LS atau kurang akan lebih mungkin terjadi.