digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pada analisis risiko keuangan di suatu perusahaan asuransi jiwa, keuntungan merupakan indikator utama untuk melihat kinerja keuangan perusahaan tersebut.Pemodelan keuntungan seringkali mengasumsikan tingkat suku bunga sesaatkonstan. Penggunaan asumsi ini memiliki setidaknya dua kelemahan, yaitu tidaktermasuknya variabilitas tingkat suku bunga sesaat dalam model dan ketidaktepatan perhitungan nilai masa yang akan datang dan masa sekarang dari suatu produk asuransi. Untuk mengatasi kelemahan tersebut, maka pada penelitian ini tingkat suku bunga sesaat diasumsikan mengikuti model autoregressive. Pada penelitian ini, perhitungan keuntungan, stokastik dan akuntansi, pada waktu valuasi r dilakukan pada produk Jaminan Kematian (JKM) untuk setiap peserta berusia x. Berdasarkan PP No. 70 tahun 2015 besarnya premi JKM adalah 0,3% dari gaji dan manfaat uang duka wafat adalah tiga kali gaji terakhir sehingga premi dan manfaat adalah sebuah peubah acak. Data severitas premi dan klaim dikelompokkan berdasarkan karakteristik data tiap usia, yaitu kelas usia 20-30 tahun, 31-40 tahun, 41-50 tahun, dan 51-60 tahun. Hasil fitting distribusi severitas klaim untuk masingmasing kelas usia secara berurutan adalah Weibull (41,74;30.121,78), Gamma (791,05;0,03), Weibull (21,02;33.058,4), dan Weibull (34,16;35.700). Hasil fitting distribusi severitas premi untuk masing-masing kelas usia secara berurutan adalah Weibull (12,62;7,71), Gamma (77,76;9,48), Gamma (28,52;2,87), dan Weibull (11,84;13,12). Selanjutnya diambil empat titik usia sebagai sampel perhitungan, yaitu usia 25, 35, 45, dan 55 tahun sebagai perwakilan dari tiap kelas usia.Dilakukan perhitungan keuntungan stokastik dan akuntansi dengan menghitung terlebih dahulu pendapatan retrospektif, kerugian prospektif, dan cadangan aktuaria. Dari hasil perhitungan tersebut dapat ditark kesimpulan bahwa produk JKM selalu menghasilkan kerugian pada minimal 10 tahun polis pertama sehingga besaran premi 0,3% dari gaji perlu ditinjau kembali.