Pengelolaan citra merupakan sebuah pendekatan kontemporer dalam pengembangan dan manajemen kota. Terpilihnya Kota Bandung menjadi kota kreatif desain oleh UNESCO pada Desember tahun 2015 melegitimasi konstruksi citra Kota Bandung sebagai kota kreatif di mata dunia. Penelitian ini bertujuan untuk memahami bagaimana citra kota kreatif tersebut dikomunikasikan dan bagaimana ia memengaruhi penduduk Kota Bandung sebagai pemangku kepentingan tertinggi kota. Penelitian ini dilakukan dengan mengoperasionalisasi kerangka kerja komunikasi citra kota, kemudian menggunakannya untuk mengetahui karakteristik interaksi dan pengaruh dari citra kota melalui saluran-saluran komunikasinya. Operasionalisasi dilakukan dengan menggunakan analisis konten terhadap berbagai sumber dan mengonseptualisasikannya. Kemudian, dilakukan survei terhadap penduduk Kota Bandung untuk mengetahui bagaimana mereka berinteraksi dengan saluran komunikasi citra serta bagaimana citra kota kreatif melalui tiap saluran memengaruhi mereka. Hasil analisis menunjukkan bahwa saluran-saluran fisik cenderung memiliki terpaan yang tinggi terhadap penduduk, sedang saluran yang berhubungan dengan pemerintah paling lemah. Diketahui juga komunikasi citra kota kreatif terjadi paling efektif melalui saluran tampilan kota dan aktivitas ekonomi kreatif, sedangkan dengan keefektifan terendah adalah birokrasi. Pengaruh terbesar yang ditimbulkan oleh proses komunikasi tersebut adalah penguatan citra kota kreatif itu sendiri. Berdasarkan simpulan-simpulan tersebut, penelitian ini merekomendasikan pengembangan kota kreatif melalui citra kota dapat diperkuat pada saluran fisik dan aktivitas ekonomi, serta diperlukan juga perbaikan terhadap saluran-saluran pemerintah untuk dapat mengoptimalkan pengaruh citra di setiap aspek