Batubara merupakan salah satu sumber energi utama dunia. Di Indonesia, batubara digunakan untuk membangkitkan listrik maupun sebagai bahan bakar pembuatan semen. Proses pembentukan batubara diawali dengan proses pengendapan gambut, pada proses ini tidak menutup kemungkinan material organik maupun non-organik yang bukan merupakan material pembentuk batubara ikut terendapkan bersamaan sehingga ditemukannya material pengotor pada batubara yang terbentuk. Oleh karena itu, pada penelitian ini akan membahas salah satu pengotor dalam batubara yang keterdapatannya mengganggu kegiatan operasi di wilayah pertambangan milik PT Bukit Asam (Persero) Tbk, yaitu batupack. Istilah batupack belum pernah diteliti sebelumnya namun terdapat beberapa pengotor lain yang serupa dengan batupack tersebut, yaitu coal ball dan dopplerite. Batupack dan lapisan pengapit batubara akan dianalisis dengan menggunakan beberapa metode untuk mengetahui kandungan unsur dan mineral, dengan melakukan analisis ICP-INAA, XRD, dan mikroskopi.
Ketiga analisis tersebut menunjukkan material penyusun dominan pada batupack adalah silika berupa kuarsa. Kuarsa teramati mengisi rekahan, berdasarkan analisis mikroskopi, indikasi kuarsa mengalami kristalisasi di dalam rekahan setelah masuk dalam fase larutan. Kompaksi lapisan menyebabkan keluarnya air sehingga terjadi pengkayaan silika pada lapisan batubara yang kemudian mengalami kristalisasi pada kedalaman yang semakin dalam.