Dalam rangka peningkatan produksi reservoir migas, khususnya sistem nonkonvensional,
proppant memiliki peran penting dalam teknik hydraulic fracturing
untuk menahan rekahan agar tetap terbuka. Diantara berbagai jenis proppant, pasir
kuarsa alami atau frac sand belum dimanfaatkan secara maksimal di Indonesia,
padahal potensi sumber dayanya cukup besar. Penelitian ini terbagi menjadi tiga
tahap kegiatan, yaitu pendahuluan, pengumpulan dan pengolahan data, serta
analisis data. Tahap pendahuluan mencakup studi pustaka terkait proppant terutama
frac sand dan kondisi geologi pada lokasi pengambilan sampel. Tahap
pengumpulan dan pengolahan data berupa pengambilan sampel pasir kuarsa di
lapangan dan pengujian sampel di laboratorium. Analisis laboratorium mencakup
analisis saringan/ayakan, roundness, sphericity, acid solubility, turbidity, bulk
density, absolute density, dan crush resistance. Tahap analisis data mencakup
penilaian kualitas pasir kuarsa sebagai frac sand sesuai dengan API Standard 19C
(2018), identifikasi parameter utama penentu kualitas crush resistance, dan
evaluasi kualitas pasir kuarsa terhadap kondisi geologi. Hasil analisis ayakan
menunjukkan sampel penelitian didominasi fraksi ukuran butir 30/50 dan 40/70.
Hasil pengamatan menggunakan mikroskop binokuler menunjukkan nilai
roundness berkisar 0,35 – 0,65 dan nilai sphericity berkisar 0,55 – 0,63. Hasil
analisis acid solubility menghasilkan nilai persentase material terlarut sebesar 0,45
– 7,93%. Analisis turbidity menunjukkan sampel penelitian secara umum memiliki
nilai turbidity 217 – 18.450 FTU. Secara keseluruhan, sampel penelitian memiliki
nilai absolute density yang mendekati kuarsa, yaitu berkisar 2,65 – 2,69, sedangkan
bulk density berkisar antara 1,34 - 1,60. Berdasarkan penilaian dengan mengacu
pada API Standard 19C (2018), belum ada sampel yang memenuhi spesifikasi frac
sand. Berdasarkan analisis korelasi Pearson, parameter sphericity memiliki
pengaruh yang paling kuat dengan nilai korelasi -0.73, kemudian parameter
roundness dengan nilai korelasi -0.63. Berdasarkan pendekatan geologi regional
dapat disimpulkan bahwa pasir kuarsa yang telah mengalami multi-cycle
sedimentasi relatif memiliki kematangan tekstural yang semakin baik dan akan
meningkatkan kualitasnya sebagai frac sand.