digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak - INDAH MAHDYA ANANDA
PUBLIC Irwan Sofiyan

Dalam rangka peningkatan produksi reservoir migas, khususnya sistem nonkonvensional, proppant memiliki peran penting dalam teknik hydraulic fracturing untuk menahan rekahan agar tetap terbuka. Diantara berbagai jenis proppant, pasir kuarsa alami atau frac sand belum dimanfaatkan secara maksimal di Indonesia, padahal potensi sumber dayanya cukup besar. Penelitian ini terbagi menjadi tiga tahap kegiatan, yaitu pendahuluan, pengumpulan dan pengolahan data, serta analisis data. Tahap pendahuluan mencakup studi pustaka terkait proppant terutama frac sand dan kondisi geologi pada lokasi pengambilan sampel. Tahap pengumpulan dan pengolahan data berupa pengambilan sampel pasir kuarsa di lapangan dan pengujian sampel di laboratorium. Analisis laboratorium mencakup analisis saringan/ayakan, roundness, sphericity, acid solubility, turbidity, bulk density, absolute density, dan crush resistance. Tahap analisis data mencakup penilaian kualitas pasir kuarsa sebagai frac sand sesuai dengan API Standard 19C (2018), identifikasi parameter utama penentu kualitas crush resistance, dan evaluasi kualitas pasir kuarsa terhadap kondisi geologi. Hasil analisis ayakan menunjukkan sampel penelitian didominasi fraksi ukuran butir 30/50 dan 40/70. Hasil pengamatan menggunakan mikroskop binokuler menunjukkan nilai roundness berkisar 0,35 – 0,65 dan nilai sphericity berkisar 0,55 – 0,63. Hasil analisis acid solubility menghasilkan nilai persentase material terlarut sebesar 0,45 – 7,93%. Analisis turbidity menunjukkan sampel penelitian secara umum memiliki nilai turbidity 217 – 18.450 FTU. Secara keseluruhan, sampel penelitian memiliki nilai absolute density yang mendekati kuarsa, yaitu berkisar 2,65 – 2,69, sedangkan bulk density berkisar antara 1,34 - 1,60. Berdasarkan penilaian dengan mengacu pada API Standard 19C (2018), belum ada sampel yang memenuhi spesifikasi frac sand. Berdasarkan analisis korelasi Pearson, parameter sphericity memiliki pengaruh yang paling kuat dengan nilai korelasi -0.73, kemudian parameter roundness dengan nilai korelasi -0.63. Berdasarkan pendekatan geologi regional dapat disimpulkan bahwa pasir kuarsa yang telah mengalami multi-cycle sedimentasi relatif memiliki kematangan tekstural yang semakin baik dan akan meningkatkan kualitasnya sebagai frac sand.