Tugas akhir ini bertujuan untuk membuat suatu model spasial yang dapat memberikan informasi lokasi terbaik untuk meletakkan turbin tenaga arus dan potensi konflik yang dapat ditimbulkan beserta pihak yang terlibat. Informasi tersebut diharapkan dapat menghasilkan rekomendasi jalur transmisi dengan jumlah konflik yang paling minim. Model spasial tersebut dibentuk dengan cara mendefinisikan peubah-peubah yang berkaitan dengan pembangkitan listrik tenaga arus laut. Pada tugas akhir ini ada lima kriteria peubah yang dipertimbangkan, yaitu kondisi arus laut, karakteristik dasar laut, jarak ke infrastruktur, faktor lingkungan, dan penggunaan ruang laut lainnya. Setelah itu, peubah-peubah tersebut akan dianalisis dengan melihat hubungan spasial, yaitu pertampalan dan kedekatan jarak, antara satu peubah dengan peubah lainnya. Dari model spasial yang dibuat pada tugas akhir ini, didapatkan lokasi terbaik pembangkit listrik tenaga arus terletak di 8,5 km barat daya Pelabuhan Poto Tano. Konflik yang dihadapi antara lain adalah konflik dengan daerah terumbu karang dan kawasan konservasi yang melibatkan Kementrian Kelautan dan Perikanan. Dan juga, konlik dengan jalur pelayaran yang melibatkan Kementrian Transportasi dan pihak swasta. Jalur transmisi yang disarankan dengan konflik minimum adalah ke daerah barat pulau Sumbawa (ke arah tenggara dari lokasi pembangkitan).