digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit kronis yang prevalensinya semakin meningkat secara global. Dibutuhkan usaha untuk pencegahan onset dan penanganan DM yang sudah terjadi. Terapi farmakologi menjadi salah satu solusi dalam pengendalian DM. Namun, terapi nonfarmakologi yang mencakup pengaturan pola makan dan aktivitas fisik pun tidak kalah pentingnya dalam pengendalian DM. Studi observasional dilakukan pada pasien Prolanis DM di Puskesmas Ibrahim Adjie Bandung yang menggunakan kombinasi metformin dan glimepirid untuk mengamati pola makan, aktivitas fisik, kepatuhan pengobatan pasien dan ketercapaian hasil terapi pasien. Data pola makan pasien dihimpun menggunakan kuesioner adaptasi dari Food Frequency Questionnaire (FFQ). Data aktivitas fisik pasien didapatkan melalui kuesioner adaptasi dari International Physical Activity Questionnaire (IPAQ). Data kepatuhan pengobatan pasien didapatkan melalui wawancara. Hasil penelitian menunjukkan 96,15-100% pasien mengonsumsi protein dengan jumlah sesuai dengan yang direkomendasikan; 76,92-80,77% pasien mengonsumsi karbohidrat melebihi jumlah yang direkomendasikan; dan 96,15-100% pasien mengonsumsi lemak kurang dari jumlah yang direkomendasikan. Berdasarkan aktivitas fisik, 42,31-46,15% pasien tergolong kelompok aktivitas fisik sedang; 38,46% pasien tergolong kelompok aktivitas fisik tinggi dan 15,38-19,23% pasien tergolong kelompok aktivitas fisik rendah. Berdasarkan kepatuhan pengobatan pasien, 53,85% pasien menyatakan patuh pada pengobatan, sementara 46,15% lainnya menyatakan pernah terlewat minum obat. Persentase pasien yang mencapai target GDP dan GD2PP adalah 35,29%, sementara persentase pasien yang mencapai target GDS adalah 22,22%. Analisis statistika dari data pada penelitian ini menunjukkan tidak ada perbedaan kadar GDP, GD2PP dan GDS yang signifikan pada kelompok pola makan kurang baik dan cukup baik; pada kelompok aktivitas fisik rendah + sedang dan tinggi; dan pada kelompok kepatuhan rendah dan tinggi.