digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Busana tradisional wanita di wilayah Sunda sangat beraneka ragam. Hal ini disebabkan oleh faktor geografis, latar belakang sejarah, sosial, ekonomi serta transformasi budaya yang terjadi selama berabad-abad. Adanya persamaan budaya dan latar belakang sejarah menyebabkan persamaan pada busana tradisional wanita terutama ditinjau dari desain strukturnya. Obyek pada penelitian ini adalah kebaya Sunda sebagai busana wanita diwilayah Sunda yang diidentifikasi mempunyai persamaan ciri-ciri tertentu. Sedangkan istilah Sunda merupakan sebutan secara kolektif yang berkaitan dengan daerah asal dan budaya pemakainya, yakni wanita Sunda. Studi kasus penelitian adalah Bandung dengan kurun waktu penelitian tahun 1910-1980. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian analisis deskriptif dengan pendekatan historis. Untuk menggambarkan transformasi budaya yang terjadi di wilayah Sunda, terhadap perkembangan desain kebaya sebagai busana tradisional wanita mulai periode sejarah hingga pada periode modern yang pada akhirnya dapat diidentifikasi sebagai kebaya Sunda. Metode pendekatan sinkronik dan diakronik digunakan untuk mengidentifikasi ciri-ciri desain kebaya Sunda. Sedangkan pendekatan estetis untuk menganalisis pengaruh modernisasi terhadap pergeseran estetis dan perubahan desain kebaya Sunda di Bandung tahun 1910-1980. Selain itu juga digunakan untuk menganalisis pengaruh stratifikasi sosial terhadap klasifikasi desain kebaya Sunda di Bandung dalam kurun waktu penelitian. Ada beberapa temuan yang didapat dari penelitan ini berdasarkan hasil analisis. Pertama adalah melalui pendekatan sinkronik dan diakronik dapat diidentifikasi ciri-ciri desain kebaya Sunda yang terakumulasi dalam 5 gaya, yakni: V neckline, samleh lebar, samleh kecil, cowak, serta bef segitiga. Kedua modernisasi yang berupa pendidikan dan perubahan pola pikir, perkembangan mode busana dan tekstil, serta perkembangan teknologi pembuatan busana sangat berpengaruh terhadap pergeseran estetis desain kebaya Sunda sehingga menyebabkan perubahan desainya. Perubahan tersebut terutama pada bagian shape lengan, krah, neckline, proportion, silhouette, tekstil, konstruksi serta ragam hias. Hal ini menyebabkan adanya variasi pada kelima gaya kebaya Sunda dalam sub-sub gaya. Ketiga mengacu pada data survey dapat dianalisis bahwa stratifikasi sosial sangat berpengaruh terhadap klasifikasi desain kebaya Sunda di Bandung hingga tahun 1941, yakni adanya klasifikasi kebaya menak dan kebaya cacah. Perbedaan antara kebaya menak dengan kebaya cacah sangat signifikan baik ditinjau dari shape, line, silhouette, proportion, texture, ragam hias, detil serta trimming. Menak lebih mendominasi pada pemakaian seluruh gaya kebaya Sunda sedangkan cacah cenderung menggunakan gaya samleh kecil.