digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Salah satu tugas perkembangan manusia pada masa dewasa awal adalah memilih pasangan hidup. Developmental Process Theory menyatakan bahwa pasangan hidup terpilih melalui serangkaian proses penyaringan bertahap yang didasarkan pada dua kriteria utama yakni latar belakang keluarga dan karakteristik personal. Proses penyaringan bertahap ini sulit dilakukan karena melibatkan banyak kriteria pertimbangan. Salah satu teknologi yang mampu memudahkan proses penyaringan ini adalah Online Dating Sites (ODS). Ada dua masalah yang umum ditemukan pada kebanyakan ODS. Masalah pertama adalah ketiadaan pertimbangan preferensi implisit pengguna dalam pemberian rekomendasi. Pengguna sering kali tidak memiliki pemahaman utuh akan preferensinya sendiri. Oleh karena itu, selain preferensi eksplisit, ODS perlu juga mendasarkan rekomendasinya pada preferensi implisit. Masalah kedua adalah ketiadaan fitur pembobotan kriteria penjodohan. Kebanyakan ODS memberlakukan bobot yang sama untuk setiap kriteria kepada seluruh pengguna. Hal ini merupakan masalah karena setiap individu memiliki pola pemrioritasan yang berbeda akan kriteria penjodohan. Kedua masalah tersebut menyebabkan pengguna tidak mendapatkan rekomendasi pasangan hidup yang akurat. Pada penelitian ini dikembangkan prototipe Sistem Pendukung Keputusan (SPK) berbentuk ODS sebagai wujud perbaikan model ODS yang ada saat ini. Algoritma rekomendasi yang dipakai SPK adalah reciprocal recommendation algorithm, algoritma yang menerapkan konsep reciprocal liking dalam memberikan rekomendasi. Algoritma ini menghitung nilai kecocokan antar pengguna dengan dua metode yakni content-based dan collaborative filter. Metode collaborative filter memungkinkan SPK untuk menghitung nilai kecocokan berdasarkan preferensi implisit yang diperoleh dari data historis interaksi antar pengguna. Prototipe SPK ini dilengkapi dengan fitur pembobotan kriteria berbasiskan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). AHP memfasilitasi pengguna untuk melakukan pembobotan kepentingan secara tidak langsung melalui matriks perbandingan berpasangan. Agar SPK dapat memberikan informasi pendukung, SPK diintegrasikan dengan kakas analisis media sosial. Kakas ini akan memberikan informasi mengenai sikap dan karakteristik pengguna, kecenderungan pengguna dalam menyalahgunakan zat adiktif, serta keterikatan pengguna dengan jaringan terorisme. Hasil pengujian prototipe menunjukkan bahwa prototipe telah mampu memenuhi kebutuhan SPK dalam mendukung proses pemilihan pasangan.