digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Dokumen Asli
PUBLIC Open In Flip Book Dessy Rondang Monaomi

Sistem distribusi adalah salah satu bagian dalam sistem utilitas kelistrikan. Aset yang paling krusial pada sistem distribusi adalah transformator distribusi. Tingginya angka kegagalan pada transformator dapat menyebabkan hilangnya pindapatan dan penurunan kualitas layanan. Terdapat banyak faktor yang menyebabkan kegagalan pada transformator. Oleh karena itu, mengembangkan perencanaan strategis untuk meningkatkan keandalan transformator adalah suatu keharusan. Salah satu rencana strategis untuk mendukung keandalan transformator adalah dengan pemantauan kondisi dan menetukan indeks prioritas pemeliharaan berdasarkan Health Index (HI). Salah satu aspek yang paling mempengaruhi tingkat akurasi HI adalah faktor pembobotan. Berdasarkan studi sebelumnya, terdapat beberapa metode dalam penentuan faktor pembobotan pada HI. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah Analytical Hierarchy Process (AHP) dengan melibatkan penilaian para ahli untuk menyesuaikan nilai pembobotan. Keterlibatan ahli dengan ilmu serta pengalaman di bidang terkait dapat membantu meningkatkan Tingkat akurasi serta pendekatan dengan kondisi sesungguhnya di lapangan. Faktor pembobotan diterapkan pada beberapa parameter kondisi transformator (kebocoran minyak transformator, kondisi fisik, pentanahan, ketidakseimbangan beban, profil beban dan kondisi suhu). Penentuan pembobotan menggunakan AHP menghasilkan temperatur sebagai parameter dengan pembobotan tertinggi (0,23), diikuti oleh profil beban (0,20), ketidakseimbangan beban (0,18), kebocoran minyak (0,17), pentanahan (0,12) dan kondisi fisik (0,06). Setelah didapatkan nilai faktor pembobotan, 539 sampel transformator distribusi 20 kV dalam kondisi beroperasi dilakukan pemantauan kondisi serta dinilai dengan Health Index. Sampel yang digunakan pada studi ini memiliki kapasitas dan umur transformator yang bervariasi. Hasil dari perhitungan HI pada 539 sampel didapatkan terdapat 147 unit dalam kondisi baik, 328 unit dalam kondisi cukup, 56 unit dalam keadaan kurang, 8 unit dalam kondisi buruk. Indeks prioritas yang didapatkan menjadi dasar dalam penentuan prioritas kegiatan pemeliharaan. Untuk menentukan tingkat akurasi penilaian, HI pada transformator dapat dibandingkan dengan jumlah anomali pada ii parameter yang diuji dan melakukan perbandingan dengan historis gangguan transformator yang diuji.