Industri rotan Indonesia, yang merupakan kontributor utama bagi perekonomian
Indonesia, menghadapi tantangan yang signifikan seperti pasokan bahan baku
yang berfluktuasi, kenaikan biaya produksi, dan persaingan dari produk furnitur
sintetis. CV Tropica Rattan, sebuah perusahaan menengah di Cirebon, menghadapi
tantangan berupa penurunan kinerja ekspor dan inovasi yang terbatas. Studi ini
menerapkan kerangka kerja manajemen risiko yang disesuaikan untuk mengatasi
risiko operasional dan keuangan yang dapat mempengaruhi CV Tropica Rattan.
Analisis internal dan eksternal dilakukan dengan menggunakan Business Model
Canvas dan PESTLE untuk mengidentifikasi faktor-faktor risiko yang mungkin
terjadi. Proses Hirarki Analitik kemudian digunakan untuk memprioritaskan risiko
sehingga strategi mitigasi dapat diimplementasikan dengan cara yang efisien.
Wawancara semi-terstruktur dan diskusi kelompok terarah memberikan wawasan
kualitatif, sementara data sekunder digunakan untuk mendukung analisis
kontekstual. Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajemen risiko yang
terstruktur dapat meningkatkan ketahanan dan daya saing perusahaan, sekaligus
memberikan model yang dapat digunakan untuk UMKM serupa di industri rotan.
Penelitian ini berkontribusi pada pemahaman tentang bagaimana strategi risiko
yang disesuaikan dapat mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan dan efisiensi
operasional di sektor manufaktur tradisional.