digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pati sagu kini telah banyak digunakan oleh masyarakat pada umumnya dibidang industri. Pemanfaatan pati sagu bermacam-macam tergantung dari keperluannya dan telah terbukti juga bahwa pati sagu dapat dijadikan formulasi sediaan kosmetik. Tujuan dari penelitian ini adalah memanfaatkan pati sagu sebagai pengganti talk dalam formulasi sediaan bedak padat yang memiliki efek covering yang tinggi dan mengevaluasi aktivitas tabir surya dari formula tersebut. Penelitian ini diawali dengan karakterisasi pati sagu terlebih dahulu kemudian dilakukan pengecilan ukuran partikel pati sagu melalui beberapa tahap yaitu pengayakan dan penggerusan menggunakan tumbler ballmill. Serbuk pati sagu diperoleh dari hasil penggerusan dikarakterisasi ukuran partikel, morfologi partikel menggunakan SEM, dan evaluasi fisika serbuk. Ukuran partikel yang diperoleh yaitu 17,7 ± 0,046 μm. Pati sagu dengan berbagai konsentrasi yaitu 65, 75 dan 85% ditambahkan kaolin sebagai pengisi dan PVP sebagai pengikat, serta ditambahkan titanium dioksida dan seng oksida sebagai pembanding tabir surya. Aktivitas tabir surya mula-mula ditentukan dengan instrumen Xenon Weather-Ometer dan kain wol biru sebagai standar pengukuran waktu pemudaran. Uji iritasi dan penentuan SPF sebagai evaluasi in vivo dilakukan dengan menggunakan kelinci albino jantan dan lampu UV B. Hasil penelitian menunjukkan tidak adanya iritasi kulit dan formula F2A (pati sagu 75%) memiliki kemampuan proteksi terhadap sinar matahari buatan lebih optimal dibandingkan F1A dan F3A dengan nilai SPF pada formula F2A sebesar 3,81. Sedangkan pada formulasi bedak padat yang ditambahkan zat tambahan tabir surya yaitu titanium dioksida menunjukkan hasil proteksi terhadap sinar matahari buatan lebih optimal dibandingkan F2A (tanpa titanium dioksida). Nilai SPF pada formula F2B sebesar 11,64. Bedak padat yang diformulasikan dari pati sagu memiliki aktivitas tabir surya.