Untuk menjaga kesinambungan produksi dan keandalan fasilitas, PT Chevron
Pacific Indonesia memiliki banyak Proyek yang dibiayai dengan pembiayaan
Kapital. Biaya kapital ini akan diperoleh kembali dengan proses cost recovery.
Cost recovery mulai dibayarkan setelah dokumen Placed Into Service (PIS)
disetujui oleh SKK Migas. Salah satu dokumen PIS adalah laporan pemakaian
material atau Inventory Sheet.
Waktu proses pengeluaran Inventory sheet di FEBS Material Management
Pergudangan Pari lebih dari 200 hari. Keterlambatan penyampaian Inventory sheet
mempengaruhi penyampaian dokumen PIS dan akan menyebabkan tertundanya
cost recovery, bahkan berpotensi ditolak oleh SKK Migas dan menjadi sole cost.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengusulkan perbaikan proses penyerahan
Inventory Sheet. Dari beberapa kriteria dan alternatif, salah satu keputusan terbaik
akan dipilih. Untuk mencapai tujuan penelitian ini, serangkaian pertanyaan untuk
mengetahui pemikiran terstruktur dan sistematis dalam pemecahan masalah dan
proses pengambilan keputusan dengan menggunakan Analytical Hierarchy
Process (AHP). Keputusan berdasarkan Small Focus Group Discussion.
Keputusan yang dipilih adalah membuat Business Process yang jelas sebagai
pedoman dan pertanggungjawaban antara tim yang terlibat dalam proses tersebut.
Selain itu juga dianjurkan untuk memperbaiki sistem database dan kolaborasi
antara Analis yang berpengalaman dengan tim Analis pergudangan Pari dengan
pola mentoring.