digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAKSI Industri animasi merupakan salah satu industri dengan pertumbuhan tercepat didunia. Dengan market senilai 12,01 miliar dollar pada tahun 2017, yang diperkirakan akan meningkat 11,9% pada tahun 2022 mencapai 21,05 miliar dollar. Potensi dari industri animasi ini juga dapat dimanfaatkan oleh Indonesia sebagai negara berkembang. Indonesia yang memiliki jumlah penduduk yang cukup besar dan mempunyai berbagai macam budaya sangat berpotensi untuk dikembangkan dalam animasi. Tentunya potensi ini harus dimanfaatkan oleh pelaku-pelaku industri animasi di Indonesia. Salah satu permasalahan yang menghambat pelaku-pelaku industri ini adalah kurangnya informasi-informasi yang dibutuhkan pelaku industri sehingga model bisnis yang diterapkan kurang menguntungkan dan menghambat perkembang industri. Masalah yang terjadi juga bagaimana aktor dalam jaringan ini menggunakan sistem yang kaku dalam kolaborasi. Sistem yang kaku dalam kolaborasi akan menghambat gagasan dan inovasi itu sendiri. Masalah ini dapat diatasi dengan meningkatkan kualitas bagaimana jaringan terlibat dalam model bisnis dan inovasi model bisnis untuk menghasilkan nilai. Maka dari itu, penelitian ini dibuat untuk memberikan rekomendasi kepada pelaku dan perusahaan juga menganalisa karakteristik jaringan, model bisnis, inovasi model bisnis, dan nilai pada setiap tipe jaringan dalam industri animasi di Indonesia. Kerangka konseptual yang digunakan menggunakan empat dimensi yaitu jaringan, model bisnis, inovasi model bisni dan nilai. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif dengan menerapkan wawancara, observasi, dan data sekunder. Tiga jenis jaringan digunakan sebagai studi kasus yaitu nilai vertikal bersih, nilai horizontal bersih dan multidimensional bersih, dengan kasus Trans TV (nilai vertikal bersih), Cimahi Creative Association (nilai horizontal bersih), dan Elex Media (nilai multidimensional bersih). Data yang didapatkan kemudian akan dibandingkan dengan tiap jaringan dengan metode analisis kasus silang dengan menggunakan table. Dalam penelitian ini, Trans TV sebagai jaringan vertikal dan Elex Media sebagai jaringan multi dimensi menggunakan kontrol kesepakatan yang sama di jaringan dan model bisnis sehingga inovasi model bisnis banyak ditentukan oleh perusahaan fokal. Sebagai jaringan horizontal, CCA memiliki kontrol yang kurang dalam jaringan mereka, inovasi model bisnis mereka ditentukan oleh aktor fokus dan anggota inisiatif yang mempengaruhi inovasi model bisnis yang lebih tepat untuk semua anggota. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi jaringan, model bisnis, dan inovasi model bisnis mempengaruhi nilai. Hasil nilai mungkin berbeda dengan implementasi kondisi jaringan, model bisnis, dan inovasi model bisnis yang berbeda. Kata Kunci: Industri Animasi, Jejaring, Model Bisnis, Inovasi Model Bisnis, Nilai