Gunung Guntur merupakan komplek gunungapi yang terletak di Garut, Jawa Barat. Sejak erupsi terakhir pada tahun 1847 hingga sekarang Gunung Guntur berada pada masa tanpa erupsi. Aktivitas gunung ini selanjutnya dicirikan dengan terekamnya gempa-gempa vulkanik. Perlu adanya mitigasi terhadap Gunung Guntur mengingat demografi penduduk yang cukup padat di sekitarnya. Mitigasi yang dapat dilakukan berupa monitoring kegempaan dan kondisi bawah permukaan. Pada penelitian ini, penulis melakukan penentuan lokasi hiposenter dan inversi tomografi waktu tempuh menggunakan data yang terekam pada 6 stasiun di area Gunung Guntur periode Januari 2015 sampai Desember 2016 untuk mencitrakan struktur kecepatan seismik 3D di bawah komplek Gunung Guntur. Tahapan yang dilakukan adalah melakukan picking waktu tiba dari 117 event menggunakan perangkat lunak LS7 dengan 480 fase gelombang P dan 349 fase gelombang S, menentukan lokasi awal hiposenter menggunakan metode Geiger, pembaruan model kecepatan 1D dan lokasi hiposenter menggunakan VELEST, inversi tomografi dan relokasi hiposenter menggunakan SIMULPS serta uji resolusi menggunakan restoring resolution test, derivative weight sum, dan diagonal resolution element. Hasil penelitian menunjukkan bahwa event di sekitar Gunung Guntur memiliki hiposenter antara 0 km hingga 12,88 km di bawah permukaan laut dengan episenter yang cenderung terkonsentrasi sepanjang Gandapura hingga Guntur. Dari hasil interpretasi yang telah dilakukan pada penampang horizontal tomogram Vp, Vs dan Vp/Vs pada kedalaman -1 km, 0 km dan 1 km di bawah permukaan laut dan penampang vertikal C-C’ tomogram Vp dengan batas resolusi diagonal resolution element sebesar 0.1, batas resolusi derivative weight sum sebesar 200 dan batas resolusi hasil restoring resolution test terdapat adanya 3 pola anomali. Pola anomali Vp rendah pada kedalaman 1 km hingga permukaan yang diperkirakan sebagai zona batuan teralterasi, anomali Vp tinggi pada kedalaman 1 km hingga 3 km di bawah permukaan laut diperkirakan merupakan solid rock serta anomali Vp rendah pada kedalaman 3 km hingga 7 km di bawah permukaan laut diperkirakan zona material panas.