2017 TS PP CRETACEOUS FADHAL BAMAHRY 1-ABSTRAK.pdf
PUBLIC Open In Flip Book Lili Sawaludin Mulyadi
Sektor konstruksi memiliki angka kecelakaan yang tinggi. Oleh karena itu identifikasi bahaya dan analisis risiko sangat penting untuk dilakukan. Terdapat banyak metode identifikasi bahaya dan analisis risiko yang dapat dilakukan, masing-masing metode mempunyai kelebihan dan kekurangan. Karena itu, diperlukan suatu metode pengambilan keputusan. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi bahaya, menganalisis risiko, menentukan metode identifikasi bahaya terbaik dan sensitif dalam menentukan skor risiko, menentukan pekerjaan dengan skor risiko tertinggi, dan merekomendasikan tindakan pengendalian pada kegiatan konstruksi PT X. Metode untuk mengidentifikasi bahaya adalah Job Hazard Analysis (JHA) dan What-If/Checklist. Pemilihan metode identifikasi bahaya terbaik menggunakan Analytical Hierarchy Process (AHP). Perhitungan skor risiko menggunakan metode Fine. Perhitungan AHP menggunakan rata-rata ukur. Hasil penelitian ini adalah bahaya yang didapat dengan JHA adalah bahaya kimia, api/panas, cahaya/sinar las, bising, gerakan, gesekan/kontak dengan alat, listrik, kinetik, getaran, dan tertimpa/terjatuh. Sedangkan metode What-If/Checklist adalah bahaya gravitasi, gerakan, mekanikal/kinetik, elektrikal, tekanan, temperatur, kimia, radiasi, suara, kontak fisik dengan alat, dan kondisi tidak aman. Risiko bahaya tertinggi metode JHA adalah paparan bising pada pekerja dan pekerja dapat terjatuh dari lantai atap. Sedangkan metode What-If/Checklist adalah susunan bata ringan terjatuh mengenai pekerja dan susunan keramik terjatuh mengenai pekerja (pengangkutan dengan crane). Dari hasil AHP, What-If/Checklist merupakan metode identifikasi bahaya terbaik untuk PT X. Dari skor total risiko secara keseluruhan, metode What-If/Checklist merupakan metode yang paling sensitif dalam penentuan skor risiko. Pekerjaan dengan skor risiko tertinggi secara keseluruhan pada metode What-If/Checklist dan JHA adalah pekerjaan struktur lantai. Pengendalian risiko dilakukan pada bahaya kimia, radiasi, suara, gravitasi, gerakan, mekanikal/kinetik, dan kondisi lingkungan yang termasuk dalam kategori very high, priority 1, dan substantial.