Bendungan Tanju dengan luas DAS 19,43 km2 merupakan bendungan di Nusa Tenggara Barat yang salah satu fungsinya adalah untuk menambah cadangan air. Salah satu komponen pada Bendungan Tanju adalah bangunan pelimpah yang berfungsi untuk melimpaskan air agar tidak melebihi kapasitas desain yang berpotensi merusak bendungan. Bangunan pelimpah didesain sepanjang 116,43 m dari saluran pengarah aliran hingga peredam energi. Dalam hal terdapat potensi keruntuhan bendungan karena bencana seperti gempa bumi, diwajibkan adanya suatu Rencana Tindak Darurat (RTD) untuk untuk meminimalkan kerugian yang terjadi melalui penyelamatan jiwa dan harta benda. Pemodelan hidrograf banjir akibat keruntuhan bendungan dilakukan dengan HEC-HMS dengan penyebab keruntuhan bendungan tercepat adalah akibat overtopping dengan debit puncak 10.272,20 m3/s. Pemodelan peta genangan banjir dilakukan dengan menggunakan HEC-RAS dengan luas genangan akibat overtopping seluas 538,75 ha. Hasil peta genangan kemudian dijadikan dasar sebagai penentuan zonasi bahaya pada daerah genangan banjir dan juga untuk menyusun peta evakuasi.