Kompleks ofiolit Kabaena Selatan, Sulawesi Tenggara, yang termasuk kedalam East Sulawesi Ophiolite (ESO). Secara lokal, kompleks ofiolit Kabaena Selatan termasuk kedalam seri ofiolit tidak lengkap akibat proses tektonik yang kompleks. Proses deformasi yang tinggi pada Kabaena Selatan menyebabkan batuan di daerah penelitian mengalami serpentinisasi yang tinggi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini mencakup pengamatan lapangan, analisis laboratorium dan data sekunder berupa data bor. Sebanyak 16 sampel batuan ultramafik dianalisis menggunakan X-Ray Fluorescence Spectrometer (XRF) untuk menentukan kandungan unsur utama dan minor. Selain itu, dilakukan analisis petrografi untuk memahami komposisi mineral dan struktur mikroskopis batuan. Berdasarkan analisis petrografi, ditemukan bahwa litologi di Kabaena Selatan terdiri dari harzburgit, lherzolit, dunit yang telah mengalami serpentinisasi sedang - tinggi dan sekis mika.
Hasil analisis geokimia menunjukkan bahwa batuan ultramafik di daerah penelitian tergolong dalam metamorfik peridotit yang diinterpretasikan terbentuk pada tekanan dan suhu yang tinggi pada zona subduksi. Kompleks ofiolit Kabaena Selatan termasuk kedalam fore arc peridotite yang terbentuk pada lingkungan supra subduction zone. Terjadinya alterasi air laut pada zona subduksi menyebabkan serpentinisasi yang tinggi sehingga dapat merubah kandungan geokimia batuan, terutama pada unsur CaO, MgO, dan Al2O3. Alih tempat kompleks ofiolit Kabaena Selatan dimulai dari pembentukan ESO di lingkungan mid oceanic ridge pada Kapur Awal, yang kemudian mengalami drift-rift sehingga bertumbukan dengan Mikrokontinen Sulawesi. Hasil dari tumbukan tersebut menyebabkan terjadinya subduksi dan terbentuk kompleks ofiolit pada lingkungan supra subduction zone, adanya dorongan dari Mikrokontinen Tukang Besi menyebabkan kolisi sehingga terangkatnya kompleks ofiolit Kabaena Selatan.
Pada endapan nikel laterit batuan dasar yang memiliki komposisi olivin lebih banyak cenderung memiliki pengayaan Ni yang lebih tinggi, dan batuan yang memiliki komposisi ortopiroksen lebih banyak akan memiliki pengayaan Ni yang lebih tinggi dibandingkan klinopiroksen. Korelasi serpentinisasi terhadap pengayaan unsur Ni dan MgO berbanding negatif, semakin tinggi tingkat serpentinisasi maka semakin rendah kadar Ni dan MgO. Sedangkan korelasi serpentinisasi terhadap SiO2 dan Fe berbanding positif, semakin tinggi tingkat serpentinisasi maka semakin tinggi kadar SiO2 dan Fe.