Data permeabilitas dari suatu reservoir bisa didapatkan dengan berbagai metode,
yaitu: analisa core, well log data, Drill Stem Test (DST), dan Wireline Formation
Tester (WFT) atau biasa disebut mini-DST. Baik dari metode core atau DST samasama
memerlukan biaya operasi yang cukup besar untuk mendapatkan data
permeabilitas. Biaya yang besar tersebut mengakibatkan keterbatasan penggunaan
metode core dan DST pada semua zona reservoir yang ada pada suatu sumur.
Metode lain untuk mendapatkan data permeabilitas adalah mini-DST. Mini-DST
merupakan metode well test seperti DST, namun biaya operasi dari mini-DST jauh
lebih kecil, dan durasi tes dari mini-DST jauh lebih singkat. Mini-DST tidak
menggunakan DST, melainkan menggunakan Wireline Formation Tester (WFT)
yang dilengkapi dengan dual packer.
Dengan melihat data build up tekanan selama proses pengambilan data pada WFT,
analisis build up tekanan dapat dilakukan dengan metode pressure transient
analysis (PTA) dengan menggunakan program Ecrin. Jika permeabilitas bisa
didapatkan dengan metode WFT konvensional dengan menggunakan metode
pressure transient analysis (PTA) maka biaya yang dikeluarkan untuk
mendapatkan data permeabilitas menjadi semakin kecil dan waktu yang diperlukan
juga menjadi lebih singkat jika dibandingkan dengan WFT yang umumnya dipakai
untuk melakukan mini-DST, yakni dengan menggunakan dual packer.
Pada hasil analisis data WFT bisa diperoleh beberapa permeabilitas yang
diturunkan dari beberapa metode, yaitu permeabilitas dari mobilitas WFT dan
permeabilitas dari hasil PTA. Setelah dibandingkan dengan data permeabilitas dari
well log terlihat bahwa data permeabilitas dari hasil PTA memiliki tingkat
kekonsistenan dan kesesuaian yang lebih baik daripada data permeabilitas dari
mobilitas WFT. Dengan merujuk pada kesesuaian hasil permeabilitas dari hasil
PTA data WFT terhadap permeabilitas dari well log, maka konvensional WFT bisa
menjadi alternatif untuk mendapatkan data permeabilitas dengan biaya paling
terbatas dibandingkan dengan metode lain.