BAB 1 Maria Sola Yessica
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Maria Sola Yessica
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Maria Sola Yessica
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Maria Sola Yessica
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Maria Sola Yessica
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Maria Sola Yessica
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Gas metana (CH4) merupakan gas rumah kaca yang berbahaya daripada
Karbondioksida. Emisi gas metana menjadi produk sampingan dari penambangan
bawah tanah pada lapisan batubara. Gas metana tersebut dapat bocor dan
menumpuk di ruang terbatas atau terakumulasi di atmosfer. Kuantitas dan laju emisi
gas metana tergantung pada strata dan lapisan batubara pada formasi di atas dan di
bawah yang terpengaruh oleh penambangan. Oleh karena itu, perlu diketahui
jumlah emisi gas metana yang berasal dari lapisan batubara dan overburden dengan
berbagai litologi dan mempelajari karakteristik permeabilitas dan difusivitas.
Penelitian bertujuan mengetahui karakteristik aliran gas metana di berbagai jenis
batuan (media berpori) pada skala laboratorium menggunakan sensor gas metana
dan dilakukan perhitungan empiris untuk membandingkan terhadap penelitian
terdahulu. Parameter karakteristik media berpori mencakup nilai porositas dan
permeabilitas intrinsik. Sedangkan parameter karakteristik aliran gas metana adalah
koefisien difusi yang mencakup fluks gas metana. Analisis menunjukkan bahwa
porositas dan permeabilitas intrinsik berbanding lurus dengan fluks dan koefisien
difusi. Hasil penelitian porositas batupasir (20%) lebih besar daripada batulanau
(7%) dan nilai permeabilitas intrinsiknya berturut-turut 5,316 x 10-17????m2 (5,386 x
10-2????mD) dan 1,076 x 10-17 m2 (1,09 x 10-2 mD) serta koefisien difusi gas metana
untuk batupasir 1,298 x 10-7 m2/s dan batulanau sebesar 1,623 x 10-8 m2/s. Dapat
ditarik kesimpulan jenis media berpori berpengaruh terhadap karakteristik aliran
gas metana. Perbandingan antara konduktivitas hidraulik gas dan cairan pada
batupasir berturut-turut ialah 3,641 x 10-7 m/s dan 10-7,5 m/s serta pada batulanau
7,37 x 10-8 m/s dan 10-11 m/s.