Kebutuhan energi di Indonesia setiap tahunnya selalu meningkat, baik sektor rumah tangga, transportasi hingga sektor industri. Konsumsi terbesar dipenuhi dari sumber daya minyak, biomassa dan batubara dalam bahan bakar. Batubara memiliki sumber daya dan cadangan yang lebih banyak dibanding energi fosil lainnya, namun permasalahan utama dalam eksploitasi batubara adalah kandungan sulfur di dalamnya. Kadar sulfur tinggi dapat menyebabkan emisi gas SO2, mencemari lingkungan dalam bentuk hujan asam yang mampu merusak peralatan industri dan juga berbahaya bagi manusia. Dewasa ini, penelitian desulfurisasi batubara semakin dikembangkan terutama untuk mengurangi sulfur organik yang sulit dipisahkan walau dengan cara fisik dan kimia. Dalam penelitian ini, dilakukan proses biodesulfurisasi dengan metode pre-conditioning (biooksidasi), bioflotasi dan dengan pre-conditioning dilanjutkan bioflotasi terhadap batubara asal Todongkura, Sulawesi Selatan menggunakan bakteri Alycyclobacillus ferrooxidans dan Pseudoclavibacter aromaticivorans SKC/XLW-1.
Percobaan diawali dengan preparasi sampel batubara, yaitu dengan peremukan, penggerusan, pengayakan dan pengambilan sampel. Batubara kemudian dilakukan analisis proksimat, uji total sulfur dan bentuk sulfur, analisis FTIR (Fourier Transform Infrared Spectrofotometry) dan analisis SEM (Scanning Electron Microscopy). Pre-conditioning dilakukan dalam variabel medium tumbuh bakteri dengan shaker pada kecepatan tetap 180 rpm dan temperatur ruang 25˚C selama 7 hari. Bioflotasi dilakukan dalam beberapa variabel diantaranya derajat keasaman (pH), konsentrasi bakteri dan waktu conditioning. Kombinasi pre-conditioning dilanjutkan bioflotasi dilakukan dalam kondisi terbaik dari percobaan biooksidasi dan bioflotasi yang telah didapat. Ketiga proses tersebut dilakukan untuk mempelajari pengaruhnya terhadap persen eliminasi abu, eliminasi sulfur dan peningkatan fixed carbon. Bioflotasi lanjutan atau tahap kedua kemudian dilakukan pada konsentrat batubara proses pre-conditioning dilanjutkan bioflotasi terbaik sebagai proses final agar hasil yang didapat lebih baik.
Hasil karakterisasi awal batubara menunjukkan total sulfur yang cukup tinggi, sebesar 2,34% (%adb) dengan komposisi sulfur piritik 0,69%, sulfur sulfatik 0,81% dan sulfur organik sebesar 0,84%. Persen eliminasi abu, eliminasi sulfur dan peningkatan fixed carbon tertinggi dicapai dengan tahap pre-conditioning dilanjutkan bioflotasi sebesar 85,92% untuk total sulfur, 91,70% pada sulfur sulfatik, 80,15% pada sulfur piritik, dan 67,35% pada sulfur organik menggunakan bakteri Alicyclobacillus ferrooxidans.