digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Modernisasi irigasi adalah upaya mewujudkan sistem pengelolaan irigasi partisipatif yang berorientasi pada pemenuhan tingkat layanan irigasi secara efektif, efesien dan berkelanjutan dalam rangka mendukung ketahanan pangan dan air, melalui 5 pilar modernisasi irigasi yakni : peningkatan keandalan penyediaan air (pilar I), prasarana dan sarana irigasi (pilar II), sistem pengelolaan irigasi (pilar III), institusi pengelola irigasi (pilar IV) dan sumber daya manusia (pilar V). Tahap pertama dalam rangka melaksanakan modernisasi irigasi adalah melakukan Rapid Appraisal Process (RAP) atau perhitungan cara cepat untuk menghasilkan nilai Indeks Kesiapan Modernisasi Irigasi (IKMI). Analisis yang dilakukan dalam Tesis ini yakni Analisis Kesiapan Modernisasi Irigasi di Daerah Irigasi Leuwikuya dan Daerah Irigasi Curug Agung. Daerah Irigasi Leuwikuya memiliki luasan 2.357 ha terletak di lintas Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat dengan tingkat sedimentasi relatif tinggi dan pola pengelolaan yang berbeda antara daerah hulu dan hilir, sedangkan Daerah Irigasi Curug Agung memiliki luasan 1.996 ha terletak di Kabupaten Subang merupakan salah satu daerah irigasi tuntas dalam program pengelolaan rehabilitasi fisik irigasi di Balai PSDA WS. Citarum. Hasil analisis Rapid Appraisal Process (RAP) metode Indeks Kesiapan Modernisasi Irigasi (IKMI), Daerah Irigasi Leuwikuya sebesar 56,4. Nilai masingmasing pilar adalah pilar I = 57,78 (cukup), pilar II= 67,20 (cukup), pilar III= 50,24 (cukup), pilar IV= 59,35 (cukup), dan pilar V= 40,71 (kurang). Berdasarkan nilai kinerja tergolong kategori “cukup” dengan modernisasi ditunda dengan melakukan penyempurnaan 1-2 tahun. Daerah Irigasi Curug Agung sebesar 80,2. Nilai masing-masing pilar adalah pilar I= 85,0 (memadai), pilar II= 88,63 (memadai), pilar III= 81,45 (memadai), pilar IV= 78,99 (cukup), dan pilar V= 59,39 (cukup). Berdasarkan nilai kinerja tergolong kategori “memadai” dengan siap melakukan modernisasi irigasi. Hasil perumusan strategi masing-masing pilar dengan metode SWOT di sanding pembobotan metode ranking untuk menentukan prioritas strategi pada pilar IV yaitu institusi pengelola irigasi pada kedua daerah irigasi tersebut.