Persebaran hotspot di Riau yang sebagian besar tutupan lahannya berupa gambut mencapai 590.169 hotspot dari tahun 2002 sampai 2013. Oleh sebab itu, perlu dilakukan penelitian terkait pengaruh Indian Ocean Dipole (IOD) terhadap persebaran hotspot di Riau. IOD ini dinyatakan dalam Dipole Mode Index (DMI) yang diperoleh dari SST Samudera Hindia Barat dikurangi SST Samudera Hindia Tenggara. Data curah hujan diperoleh dari satelit Tropical Rainfall Measuring Mission (TRMM). Data angin dan kelembapan relatif diperoleh dari European Centre for Medium Range Weather Forecasts (ECMWF). Dalam tugas akhir ini, dicari keterkaitan antara IOD terhadap curah hujan, dan terhadap persebaran hotspot dari tahun 2002 sampai 2013 di Riau. Selanjutnya, dari anomali curah hujan di Riau dicari keterkaitan dan pengaruhnya terhadap persebaran hotspot di Riau. Faktor meteorologi seperti angin dan anomali kelembapan reatif juga dicari keterkaitannya terhadap persebaran hotspot di Riau.
Hasilnya, IOD berpengaruh terhadap curah hujan di Riau pada bulan Maret, April, Mei, Juli, Agustus, Oktober, dan Desember, sedangkan pada bulan yang lain IOD kurang berpengaruh. IOD berpengaruh terhadap persebaran hotspot pada bulan Maret, Mei, dan September, sedangkan pada bulan yang lain IOD kurang berpengaruh. Kelembapan relatif turut mempengaruhi persebaran hotspot di semua bulan selama tahun 2002 sampai 2013. Anomali curah hujan berpengaruh terhadap persebaran hotspot di bulan Juni dan Desember sedangkan pada bulan yang lain anomali curah hujan kurang berpengaruh terhadap persebaran hotspot di Riau.