digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Coca-Cola Amatil Indonesia adalah perusahaan minuman yang ditunjuk oleh Coca-Cola untuk memproduksi dan mendistribusikan produk Coca-Cola ke seluruh pelosok Indonesia. CCAI operasional area mulai dari Sabang sampai Merauke (exclude Manado) dan untuk mendukung operasional business Sistem Teknologi Informasi memainkan peran yang sangat besar dalam mengintegrasikan arus informasi. Implementasi technology informasi adalah sebuah investasi dengan tujuan untuk mendapatkan efisiensi, keamanan data, kelebihan dan keuntungan dalam persaingan dengan perusahaan pesaing. Memastikan investasi dalam proyek teknologi informasi mencapai tujuan and memberikan nilai yang diharapkan untuk bisnis pada umumnya perusahaan menggunakan triple constraint on time, on scope and on budget untuk parameter evaluasi. Triple constraint hanya mengevaluasi proyek berdasarkan project plan, on time, on scope and on budget tetapi tidak dapat menjamin hasil akhir dari proyek memberikan kontribusi yang diharapkan oleh bisnis. Triple constraint merupakan tolok ukur efisiensi pelaksanaan proyek yang merupakan tujuan jangka pendek dan sangat praktis untuk digunakan sebagai dasar evaluasi kesuksesan proyek tetapi tidak merefleksikan keseluruhan nilai yang diharapkan diterima oleh bisnis. Diperlukan sebuah mekanisme evaluasi yang comprehensive untuk mengevaluasi nilai dan keuntungan yang dihasilkan dari suatu proyek teknologi informasi berdasarkan perspective dari semua stakeholder proyek. Dalam final project ini akan di rancang suatu sistem management kinerja untuk sebuah proyek teknologi informasi di Coca-Cola Amatil Indonesia dengan case study proyek NEW ROAM SR. Sistem management kinerja yang dirancang akan menggunakan Performance PRISM methodology dengan merancang berdasarkan setiap kepuasan dan kontribusi stakeholder kemudian dilakukan identifikasi strategi, proses dan kemampuan yang dibutuhkan dalam mencapai tingkat kepuasan dan kontribusi stakeholder. Identifikasi stakeholder merupakan kunci dalam proses ini dan dilanjutkan dengan identifikasi parameter kepuasan, kontribusi dan berdasarkan parameter ini di buat success map sebagai dasar identifikasi parameter evaluasi kinerja. Parameter kinerja yang sudah di identifikasi untuk dapat digunakan sebagai dasar perhitungan diperlukan bobot untuk tiap-tiap point parameter kinerja. Pembobotan ini dilakukan menggunakan Analytical Hierarchy Process (AHP). Tahapan akhir dari sistem manajemen perancangan kinerja untuk proyek teknologi informasi adalah Kunci Parameter Kinerja (Key Performance Indicator), mekanisme dan rencana implementasi dan keuntungan dari implementasi pengukuran kinerja yang baru di banding dengan pengukuran kinerja yang saat ini ada.