Sumberdaya batubara di Indonesia cukup banyak terutama di wilayah Kalimantan dan Sumatra. Kebijakan pemerintah tentang energi nasional 2025 bahwa pemakaian batubara diharapkan mencapai 33% (sumber: Undang-undang nomer 30 tahun 2007), menyebabkan semakin meningkatnya pertambangan batubara yang ada di indonesia.
Air Asam Tambang (AAT) sering muncul sebagai masalah lingkungan pada pertambangan batubara maupun pertambangan bijih. Air Asam Tambang (AAT) adalah air lindian, rembesan atau drainase yang memiliki pH rendah dan keluar dari batuan yang mengandung mineral sulfida yang teroksidasi.
Melihat adanya masalah air asam tambang di PT. Jorong Barutama Greston maka perlu dilakukan kajian terhadap kolam bekas tambang yang ada, baik yang sudah terisi air maupun yang belum terisi air. Masalah air asam tambang yang timbul di Jorong ditunjukkan oleh nilai pH yaitu 3 pada air yang berada dalam Pit M4E, M1E dan UE.
Oleh karena itu perlu dilakukan prediksi kualitas air terutama pH pada air yang akan mengisi pit ini dengan penuh. Dengan mengetahui kualitas air yang akan terbentuk dimasa mendatang, maka dapat pula diprediksi perlu ataupun tidaknya dilakukan penanganan atau pun pencegahan terbentuknya AAT. Prediksi kualitas air pada lubang tambang dilakukan dengan bantuan program PHREEQC, program ini menjalankan perhitungan dengan memperhatikan aspek kimiawi.
Prediksi dllakukan dengan menggunakan 2 skenario, dimana dalam skenario I mengasumsikan persebaran mineral pada dinding lubang tambang adalah merata. Sedangkan di dalam skenario II diasumsikan persebaran mineral pada dinding lubang tambang tidak merata. Perbedaan persebaran yang terjadi terletak pada high wall and low wall..
Skenario I menghasilkan range nilai akhir pH yang lebih rendah jika dibandingkan dengan skenario II pada pit UC_West, UC_East dan M4E_Nahiya, yaitu 3,14-5,48, 3,14-5,48 dan 2,88-6,15. Sedangkan pada pit M45C dihasilkan range nilai pH akhir yang sama pada kedua skenario, yaitu 3,24-6,51. Hal ini terjadi karena mineral pada high wall dan low wall memiliki jenis yang sama. skenario II menghasilkan range nilai akhir pH 4,13-5,38 untuk pit UC_West, 4,13-5,38 UC_East dan 3,76-6,07 M4E_Nahiya. Pada skenario ini, simulasi dilakukan berdasarkan persebaran mineral yang terdapat di lapangan.