digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Ztievhanny G. A. Umbu Roga
PUBLIC Resti Andriani

Kegiatan pembukaan lahan pasca penambangan mengakibatkan terdedahnya batuan mengandung mineral sulfida yang memiliki potensi menghasilkan air asam tambang (AAT). Jika air asam tersebut dibiarkan mengalir ke dalam sistem perairan, dapat menimbulkan dampak lingkungan yang substantial. Air asam tambang yang berasal dari dinding tambang memiliki andil utama dalam masalah pencemaran lingkungan ketika tidak dikelola secara efektif. Penting untuk memastikan bahwa air yang mengalir dari lokasi penambangan selalu memenuhi standar kualitas air yang telah ditetapkan, baik selama proses penambangan berlangsung maupun pada saat pascatambang. PIT C1E merupakan salah satu area penambangan yang dimiliki oleh PT Berau Coal yang berlokasi di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Pit C1E direncanakan akan memasuki pascatambang pada April 2025 dan pada life of mine (LOM) akan membentuk danau pascatambang (pit lake). Prediksi kualitas air danau pascatambang dikembangkan untuk melakukan proyeksi kualitas air yang akan terbentuk. Prediksi kualitas air dilakukan dengan pencampuran (mixing) air lindian pada tiap elevasi dinding pit berdasarkan klasifikasi geokimia menggunakan perangkat lunak PHREEQC. Input data yang digunakan: karakteristik geokimia, data curah hujan, kualitas air lindian sampel, kandungan mineral pada batuan, dan area serta volume dengan basis klasifikasi geokimia batuan. Berdasarkan pemodelan kualitas air, terutama nilai pH yang akan terbentuk ketika danau pascatambang mencapai elevasi maksimum adalah 4,6 serta nilai logam Fe dan Mn yang masih tersisa sebesar 44,20 mg/L dan 0,57 mg/L, sehingga kualitas air yang akan terbentuk belum memenuhi baku mutu yang berlaku. Untuk memperoleh kualitas air danau pascatambang yang sesuai dengan baku mutu lingkungan, pada penelitian ini dilakukan simulasi pengelolaan AAT dengan penambahan material alkali CaCO3, dengan in stu treatment. Penambahan CaCO3 dilakukan dengan dua sekanrio yang berbeda, skenario stratifikasi treatment dan final treatment, menghasilkan kualitas air dengan nilai pH 7,6, konsentrasi nilai Fe sebesar <0,0001 mg/L dan Mn sebesar 0,46 mg/L dengan kebutuhan bahan alkali 678,45 ton CaCO3 untuk skenario stratfikasi treatment, dan skenario final treatment diperoleh kualitas air dengan nilai pH 7,3, konsentrasi nilai Fe dan Mn masing-masing sebesar <0,0001 mg/L dan 0,58 mg/L dengan kebutuhan bahan alkali 335,88 ton CaCO3. Alternatif ini dianggap cukup untuk menghasilkan air keluaran yang memenuhi standar kualitas air yang ditetapkan dalam peraturan tambang batubara.