digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Borneo Vortex merupakan sebuah sirkulasi siklonik yang berada di sebelah barat Kalimantan yang terjadi karena adanya konvergensi antara angin monsun timur laut dengan topografi di pulau Kalimantan. Borneo Vortex sering dikaitkan dengan fenomona cold surge, yaitu penjalaran massa udara dingin dari tekanan tinggi di Asia menuju selatan dan timur di atas perairan Indonesia pada saat Monsun Musim Dingin Asia. Cold surge dapat meningkatkan intensitas Borneo Vortex, namun hingga saat ini belum ada penjelasan yang menyeluruh mengenai hal tersebut. Dalam penelitian ini, digunakan parameter vortisitas potensial untuk menganalisis pembentukan Borneo Vortex dan pengaruh cold surge terhadap pembentukan Borneo Vortex. Peningkatan intensitas Borneo Vortex diduga karena adanya adveksi vortisitas potensial pada saat cold surge. Analisis vortisitas potensial dilakukan pada lapisan isentropik dengan menggunakan data NCEP/NCAR Reanalisis. Untuk mengetahui pembentukan dan pengaruh cold surge terhadap pembentukan Borneo Vortex, dilakukan analisis anomali vortisitas potensial untuk studi kasus kejadian Borneo Vortex dan cold surge serta komposit setiap kejadiannya (Borneo Vortex saja, cold surge saja dan keduanya) yang difokuskan pada lapisan 310K. Berdasarkan analisis anomali vortisitas potensial, pembentukan Borneo Vortex diawali oleh sebuah sistem yang sudah ada di tropis yang ditandai dengan adanya anomali positif di sekitar Borneo. Anomali positif vortisitas potensial maksimum menunjukkan adanya Borneo Vortex. Pada saat terjadi cold surge saja menyebabkan adanya adveksi anomali positif vortisitas potensial menuju equator. Sedangkan pada saat terjadi cold surge dan Borneo Vortex, anomali positif di Borneo meningkat ketika anomali dari utara menguat. Peningkatan anomali di pulau Kalimantan ini tidak secara langsung dari adveksi cold surge, tetapi berasal dari anomali positif di barat Filipina dan Samudera Hindia yang terhubung langsung dengan anomali positif dari utara.