digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Riggita Putri Damayanti
Terbatas Irwan Sofiyan
» ITB

COVER Riggita Putri Damayanti
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Riggita Putri Damayanti
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Riggita Putri Damayanti
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Riggita Putri Damayanti
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Riggita Putri Damayanti
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Riggita Putri Damayanti
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Riggita Putri Damayanti
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Fenomena yang cukup signifikan memengaruhi sirkulasi angin di Indonesia yaitu fenomena vortex. Vortex didefinisikan sebagai suatu aliran yang memiliki vortisitas. Vortex yang sering dikaji yaitu Borneo Vortex, namun terdapat vortex lain yang berkembang selain Borneo Vortex yang keberadaannya sering dikaitkan dengan kejadian ekstrem. Namun pembentukan dan intensifikasi vortex tersebut belum dikaji lebih lanjut. Analisis mengenai perkembangan vortex ini dapat dijelaskan melalui vortisitas potensial. Penelitian ini menganalisis evolusi dan penguatan fenomena vortex di Belahan Bumi Selatan menggunakan vortisitas potensial. Wilayah kajian dalam penelitian ini adalah Samudera Hindia Bagian Timur dan waktu kajian dimulai tahun 1998/1999 hingga 2015/2016 pada periode Desember-Januari-Februari. Fenomena vortex diidentifikasi menggunakan data ECMWF (European Center for Medium-Range Weather Forecast) Reanalisis ERA-Interim. Fenomena tersebut diidentifikasi secara harian. Tahap identifikasi fenomena vortex menggunakan streamline dan vortisitas relatif. Sedangkan analisis pembentukannya dilakukan persistem kejadian vortex menggunakan vortisitas potensial pada lapisan isentropik. Hasil penelitian ini menunjukkan sebanyak 84 sistem dengan tiga karakteristik pergerakan yang berbeda terjadi dalam 295 hari kejadian selama periode kajian. Analisis komposit anomali vortisitas potensial menunjukkan bahwa awal mula terbentuk vortex di Samudera Hindia Bagian Timur ini berhubungan dengan munculnya anomali negatif vortisitas potensial dari barat. Adanya adveksi anomali negatif vortisitas potensial dari barat tersebut yang menyebabkan terbentuknya anomali vortisitas potensial serta penguatan anomali menjadi semakin negatif hingga membentuk pola siklonik yang selanjutnya teridentifikasi sebagai vortex.