digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Banyak manifestasi panas bumi yang ditemukan di Pegunungan Vulkanik Bagian Selatan seperti air panas dan air dingin. Studi isotop dilakukan untuk mengetahui sistem hidrotermal di Pegunungan Vulkanik Bagian Selatan. Isotop stabil deuterium dan 18O digunakan untuk mempelajari genesa dan asal usul air, sedangkan tritium digunakan untuk menentukan umur dari fluida geotermal. Analisis komposisi stabil isotop dilakukan untuk mengidentifikasi proses hidrogeologi dan rasio percampuran pada air panas dan air dingin dengan menggunakan metode Two End Member untuk menentukan rasio percampuran. Sampel air terdiri dari 21 sampel air yang terdiri dari 3 kawah, 16 air panas dan 2 air dingin yang diambil dari Pegunungan Vulkanik Bandung bagian Selatan. Hasil menunjukan beberapa sampel air panas dan dingin jatuh di antara garis meteorik dan garis interaksi air-batuan dan beberapa lainnya jatuh dekat di sekitar garis meteorik. Hal ini menandakan sampel air panas dan dingin terkayakan relatif dan terdeviasi dari garis air meteorik lokal. Pengayaan ini disebabkan oleh evaporasi di permukaan dan percampuran air meteorik dengan fluida hidrotermal. Metode Two End Member menunjukkan porsi fluida hidrotermal lebih besar dibandingkan dengan air meteorik. Hal ini menandakan sistim panas bumi pada daerah kajian termasuk sistim panas bumi dengan tipe konvektiv.