digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pinisi Relaxation merupakan sebuah panti pijat yang baru berdiri pada September 2012, dan berlokasi di kota Bandung dan Sukabumi. Seiring dengan baru berjalannya perusahaan, terdapat berbagai macam kejadian yang mampu merugikan perusahaan, baik dari sisi finansial maupun non-finansial. Untuk dapat mengatasi kejadian tersebut, maka dapat digunakan kerangka AUS/NZ 4360 sebagai pendekatan manajemen risiko bagi Pinisi Relaxation, serta penggunaan Analytical Hierarchy Process dalam memilih alternatif yang diperlukan untuk mengatasi risiko yang ada.Identifikasi risiko di Pinisi Relaxation terbagi atas risiko bisnis, risiko keuangan, risiko operasional, risiko pemasaran, dan risiko tenaga kerja. Seluruh risiko tersebut selanjutnya dipetakan dalam sebuah peta risiko yang mencerminkan posisi setiap risiko yang terdapat di Pinisi Relaxation. Proses selanjutnya adalah memitigasi risiko yang terdapat di Pinisi Relaxation melalui analisis teori maupun konsep yang berhubungan dengan kondisi di Pinisi Relaxation. Kriteria yang digunakan oleh Pinisi Relaxation untuk memenuhi risiko yang ada terbagi atas biaya 63%, efektivitas 26%, dan waktu 11%. Lewat proses tersebut maka terciptalah alternatif – alternatif yang dibutuhkan oleh Pinisi Relaxation untuk mengatasi risiko yang ada, yaitu promosi pada waktu tertentu, mengembangkan sistem reservasi, menanyakan kondisi tubuh konsumen, menjaga hubungan dengan masyarakat sekitar, menambah fasilitas pembayaran, pengecekan data harian secara online, rencana biaya mingguan, pengadaan dana cadangan, kontrak dengan pemasok, diskon ketika mati lampu, pengunaan air minum, pengecekan kondisi air, melewatkan proses pelayanan, mengadakan cadangan barang, pengecekan bahan baku, penggunaan alat pendukung yang telah digunakan, pembuatan jadwal piket, pengecekan kondisi ruangan, membuat standar kebersihan ruangan, mengganti jadwal libur karyawan, menyediakan obat-obatan umum bagi karyawan, memberikan pelatihan bagi karyawan, menakankan bahwa barang berharga konsumen bukan tanggung jawab perusahaan, mengadakan bonus bulanan, mendekatkan diri kepada karyawan, bekerja sama dengan perusahaan di bidang lain, dan menambahkan konsep pelayanan dengan gender yang sama pada setiap media.Setiap entitas di perusahaan harus dapat melakukan aksi tersebut sesuai dengan tugasnya masing-masing. Selain itu proses manajemen risiko harus selalu ditinjau kembali dan dikontrol agar tidak terjadi hal-hal yang merugikan perusahaan apabila penanganan risiko tidak berjalan dengan seharusnya.