digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Dengan meningkatnya permintaan baja secara nasional yang begitu cepat terutama untuk produk Hot Rolled Coil/Plate (HRC/P) yang diikuti oleh adanya persaingan global yang semakin ketat, sehingga membanjiri pasar baja domestik, maka untuk itu PT Krakatau Steel (PT KS), yang merupakan Industri Baja Terpadu terbesar di Indonesia harus mengembangkan keunggulan daya saing. Salah satu bentuk keunggulan daya saing yang dianggap penting untuk dikembangkan di PT KS adalah bagaimana mempercepat waktu pengiriman dengan cara mengurangi waktu tenggang dalam rangka mempertahankan kepuasan konsumen dan upaya mengembangkan pangsa pasar.Tujuan utama dari penulisan proyek akhir ini adalah bagaimana upaya menerapkan prinsipprinsip Sistem Manufaktur Ramping, dalam rangka mengurangi waktu tenggang produksi HRC/P di PT KS. Sistem Manufaktur Ramping adalah suatu pendekatan sistematis untuk menghilangkan pemborosan dan melakukan perbaikan proses produksi yang terus menerus.Istilah waktu tenggang yang dimaksud dalam proyek akhir ini hanya dibatasi sebagai waktu proses produksi HRC/P. Proses produksi HRC/P dimulai dari slab kemudian proses pengerolan di Pabrik Baja Lembaran Panas atau Hot Strip Mill (HSM) yang dilanjutkan dengan proses penyelesaian produk berikutnya seperti di Shearing Line Nomor 1 (SL 1), Shearing Line Nomor 2 (SL 2) dan Hot Skin Pass Mill (HSPM). Value Stream Mapping (VSM) digunakan sebagai alat bantu di dalam penerapan Sistem Manufaktur Ramping. VSM adalah alat bantu untuk melihat dan memahami aliran material dan aliran informasi dalam lini proses produksi. Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini melalui proses wawancara, melakukan observasi dengan menggunakan alat bantu time motion study,dan juga melalui pengumpulan data yang berasal dari laporan resmi unit unit kerja terkait di PT KS,maupun pengumpulan data yang diambil dengan mengunduh dari sistem Production Control System (PCS) yaitu sistem yang menyatukan informasi antar unit kerja yang dimiliki oleh PT KS. Hasil pengolahan data digunakan untuk menggambarkan VSM kondisi saat ini sebelum penerapan Sistem Manufaktur Ramping. Dari VSM kondisi saat ini, berbagai macam pemborosan akan bisa diidentifikasi di berbagai area lini proses. Pemborosan seperti persediaan yang sangat tinggi di jalur proses tahap akhir (SL 1, SL 2 dan HSPM) dan area Scarfing, utilisasi waktu dan yield yang rendah di area tersebut, produktivitas yang rendah di area Scarfing serta bottleneck di SL 1, SL 2, HSPM dan area Scarfing berpengaruh terhadap meningkatnya waktu tunggu material.Beberapa solusi yang direkomendasikan untuk mengurangi waktu tenggang diantaranya adalah penerapan Total Productive Maintenance (TPM), perbaikan manajemen penyimpanan untuk material work in process (WIP), program perbaikan proses penjadwalan dan perbaikan sistem npengupahan karyawan alih daya di area Scarfing. Dengan penerapan rekomendasi tersebut maka diharapkan akan dihasilkan VSM kondisi akan datang. Waktu tenggang produksi HRC/P akan berpotensi mengalami penurunan sebesar 27,31% untuk keluarga produk A, 12% untuk keluarga produk B, 34,17% untuk keluarga produk C dan 10,5% untuk keluarga produk D.