digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

PT Agri adalah perusahaan manufaktur yang memproduksi makanan dan minuman (food and beverage consumer goods). Saat ini, PT Agri sedang mengevaluasi proses serah terima bahan kemas yang memiliki tingkat pemborosan cukup tinggi sebesar 5,98%. Angka ini berada di atas standar yang ditetapkan perusahaan, yakni 2%. Berdasarkan hasil wawancara pendahuluan dengan Production Manager PT Agri, salah satu kemungkinan penyebab dari fenomena ini adalah proses serah terima bahan kemas yang kurang efisien. PT Agri juga belum pernah melakukan upaya perbaikan yang berfokus pada pemetaan dan perancangan proses bisnis pada aktivitas serah terima bahan kemas. Oleh karena itu, penelitian ini berfokus pada pemetaan dan perbaikan aktivitas serah terima bahan kemas yang dilakukan PT Agri. Harapannya, perbaikan ini dapat mengeliminasi pemborosan yang terjadi dan meningkatkan produktivitas proses sesuai objektif yang ditetapkan perusahaan. Pendekatan yang digunakan dalam melakukan pemetaan dan perbaikan proses bisnis PT Agri dalam penelitian ini adalah model-based and integrated process improvement (MIPI). Pemilihan metodologi ini dilakukan karena dirasa sesuai dengan profil perusahaan dan kejelasan tahapan yang perlu dilakukan untuk menyusun rancangan perbaikan. Tahapan perbaikan dimulai dengan memahami profil perusahaan terlebih dahulu, yang dilanjutkan dengan pemetaan proses bisnis eksisting. Pemetaan dilakukan dengan melakukan wawancara terhadap pemangku kebijakan dan observasi proses secara langsung. Hasil pemetaan ini kemudian dipetakan dalam format workflow survey dan process profile worksheet, dan divisualisasikan dalam bentuk cross-functional diagram. Proses yang sudah terpetakan juga dianalisis nilai tambahnya. Selanjutnya, proses yang terpetakan diolah dengan menghitung waktu siklus pada analisis value stream mapping (VSM) dan diurutkan berdasarkan waktu siklusnya. Hasil perhitungan ini diolah dengan diagram Pareto untuk menentukan proses bisnis kritis yang akan diperbaiki. Perbaikan dilakukan dengan mengidentifikasi pemborosan pada aktivitas kritis dengan analisis pemborosan dan identifikasi akar masalah. Hasil pengolahan ini kemudian dijadikan dasar dalam menentukan usulan perbaikan yang dapat diberikan. Proses usulan yang sudah diperbaiki kemudian dipetakan kembali dengan tools yang sudah digunakan sebelumnya. Usulan perbaikan yang diberikan terdiri dari pembuatan SOP yang sesuai dengan aktivitas, digitalisasi proses dengan sistem informasi, serta pelatihan pegawai untuk standardisasi kemampuan. Berdasarkan usulan perbaikan yang diberikan, jumlah proses yang dilakukan berkurang dari 55 aktivitas menjadi 45 aktivitas. Selain itu, aktivitas yang kurang bernilai tambah juga mengalami penurunan, dengan pengurangan sebesar 12,53%