digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pergerakan manusia di kota besar seperti Jakarta sangat tinggi setiap harinya. Jutaan orang melakukan pergerakan setiap harinya untuk bekerja, sekolah, rekreasi, dan lain-lain. Pergerakan manusia dari satu tempat ke tempat lainnya harus dilakukan dengan cepat. Pergerakan manusia dalam jumlah besar tersebut perlu didukung oleh sarana dan prasarana transportasi massal agal pergerakan dapat berlangsung efektif. Suatu sarana transportasi umum yang bisa menampung manusia dalam jumlah besar pada satu kali jalan, aman, nyaman, dan terjadwal. Salah satu sarana transportasi umum tersebut adalah kereta listrik. Untuk memfasilitasi pergerakan manusia dengan angkutan kereta listrik, maka diperlukan sejumlah stasiun pada sejumlah titik yang dapat menjadi tempat naik dan turunnya penumpang, salah satunya adalah Stasiun Pasar Minggu. Stasiun Pasar Minggu terletak di dalam kawasan terpadu Kecamatan Pasar Minggu. Sebagai suatu prasarana transportasi umum yang terletak di perkotaan, maka Stasiun Pasar Minggu harus terintegrasi dengan fungsi-fungsi di sekitarnya dengan tetap menerapkan prinsip-prinsip perancangan bangunan publik di perkotaan. Pada negara yang telah maju sistem angkutan keretanya, bangunan stasiun menjadi perhatian utama pemerintahnya. Banyak investor yang menanamkan dananya pada sebuah pembangunan stasiun. Hal tersebut dikarenakan stasiun adalah tempat utama para pengguna kereta berkumpul untuk memanfaatkan moda kereta. Sehingga stasiun harus didisain senyaman mungkin dan mempunyai kualitas visual yang menarik. Kenyamanan stasiunlah yang pada akhirnya memberikan rasa kepercayaan masyarakat untuk tetap menggunakan moda kereta. Suatu bentukan arsitektural pada suatu tempat harus dapat memberikan manfaat lebih pada sekelilingnya dari hanya sebagai bentukan saja. Hal tersebut yang akan menjadi acuan dalam disain stasiun kereta api, sehingga tidak hanya dapat berdiri kokoh dan menjadi ikon, tapi juga memberikan ‟sumbangan‟ ke masyarakat sekitar Pasar Minggu