digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Dalam mengembangkan perusahaan biasanya dibutuhkan adanya tambahan dana. Dana tersebut terbagi menjadi dua yaitu internal dan eksternal. Namun karena keterbatasan pendanaan internal, pendanaan eksternal dapat menjadi solusi alternatif bagi perusahaan. PLN Batam sebagai penyedia layanan listrik untuk wilayah Batam sedang menghadapi beberapa masalah antara lain 95% produksi listrik perusahaan dihasilkan melalui Independent Power Producer (IPP), semakin tingginya permintaan listrik dan jaringan pelayanan. Selain itu, PLN Batam juga hanya menggunakan dua jenis bahan bakar yaitu minyak dan gas. Jika terjadi kelangkaan bahan bakar gas maka perusahaan harus menggunakan bahan bakar minyak dengan biaya produksi yang sangat tinggi. Untuk mengatasi persoalan tersebut, PLN Batam berkeinginan mengimplementasikan fuel mix strategy dengan menggunakan pembangkit batu bara dan combine cycle untuk mencegah terhambatnya pasokan gas. Namun, Strategi tersebut membutuhkan pendanaan yang sangat besar yaitu Rp 3,37 Triliun hingga tahun 2016. Modal internal PLN Batam tidak mampu untuk mencukupi pembiayaan investasi yang diharapkan. Dengan demikian, perusahaan perlu mempertimbangkan pendanaan eksternal melalui pinjaman atau penyertaan modal. Alternatif pendanaan melalui pinjaman eksternal tidak diperbolehkan karena status PLN Batam sebagai restricted subsidiary sehubungan dengan Global Bond yang diterbitkan oleh PLN Persero sebagai induk perusahaan. Strategic sales merupakan alternatif yang cukup baik bagi PLN Batam, namun saat ini PLN Batam belum mempunyai alternatif perusahaan rekanan/investor yang tertarik untuk bekerja sama. Oleh sebab itu, PLN Batam memutuskan untuk menggunakan IPO (Initial Public Offering) sebagai langkah terbaik untuk mendapatkan modal investasi. Penentuan harga saham menjadi bagian yang sangat penting dalam pelaksanaan IPO karena akan menentukan kesuksesan proses penawaran harga saham perdana. Analisis harga saham PLN Batam ditentukan melalui dua metode yaitu Discounted Cash Flow (DCF) dan Relative Valuation. Pada metode DCF menggunakan skenario berdasarkan struktur modal dan proyeksi pertumbuhan perusahaan. Sedangkan untuk metode Relative Valuation menggunakan perbandingan dengan perusahaan sejenis yang telah melakukan IPO sebelumnya. Berdasarkan kedua metode tersebut maka dihasilkan referensi harga saham pada rentang harga antara Rp 1.354 – Rp2.914.