digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

PT. Freeport Indonesia adalah perusahaan pertambangan yang beroperasi di wilayah Papua Indonesia. Operasi PTFI meliputi eksplorasi, penambangan serta penggilingan bijih tambang yang mengandung tembaga, emas dan perak dengan menerapkan dua teknik penambangan, yakni open-pit atau tambang terbuka Grasberg yang menggunakan truk pengangkut dan sekop listrik besar di tambang Grasberg. serta teknik ambrukan atau block-caving pada tambang bawah tanah Deep Ore Zone (DOZ). Tambang terbuka Grasberg yang ditemukan pada tahun 1987 memiliki cadangan emas terbesar di dunia dan cadangan tembaga ketiga terbesar di dunia dan operasi penambangan di tambang terbuka ini dilakukan secara aktif mulai tahun 1990. Seiring berjalannya waktu, penambangan Grasberg dengan metoda tambang terbuka tidak lagi dinilai sebagai proses yang efisien sehingga dilakukan perencanaan untuk penutupan tambang terbuka Grasberg pada tahun 2015 yang kemudian digantikan dengan teknik penambangan bawah tanah yang prosesnya sudah akan dimulai sejak 2011. Rencana penutupan tambang terbuka Grasberg PT. Freeport Indonesia pada tahun 2015 tersebut akan membawa beberapa dampak terhadap kegiatan operasi perusahaan terutama di area sumber daya manusia. Dengan melihat potensi masalah yang akan terjadi maka penulis berkeinginan untuk mengurangi dampak dengan menyusun bahan kajian yang berjudul Strategi Perencanaan Sumber Daya Manusia di PT. Freeport Indonesia Terkait dengan Rencana Penutupan Tambang Terbuka Grasberg pada Tahun 2015. Pengkajian mengenai permasalahan ini dilakukan dengan metoda pengumpulan data yang diambil dari beberapa nara sumber baik di lingkungan operasional tambang di Grasberg maupun dari sudut pandang sumber daya manusia karena keduanya merupakan proses yang saling terkait. Berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan maka penulis menggunakan metoda Rasio Produktifitas dan juga Rasio Kepegawaian. Rasio produktifitas ini ditinjau dari beberapa hal diantaranya proyeksi jumlah cadangan bijih yang makin menurun secara signifikan, penurunan jumlah cadangan bijih ini tentunya berpengaruh pada jumlah peralatan yang digunakan untuk menambang yaitu shovel, truk, drilling, bahan peledak yang juga semakin berkurang. Dengan menggunakan rasio produktifitas dan rasio kepegawaian maka jelaslah bahwa dengan pengurangan produktivitas maka jumlah pegawai yang ada juga akan mengalami pengurangan. Pengurangan jumlah pegawai yang signifikan ini akan memberikan masalah yang besar bagi perusahaan sehingga strategi perencanaan sumber daya manusia yang tepat perlu dikaji dan diterapkan. Untuk mengkaji masalah strategi yang tepat dalam mengatur sumber daya manusia yang ada saat ini di tambang terbuka Grasberg, penulis menggunakan metoda analisa ketersediaan dan permintaan. Kelebihan tenaga kerja yang ada di tambang terbuka didistribusikan ke area lain yang memiliki jenis pekerjaan operasi yang hampir serupa, yaitu pembukaan tambang baru bawah tanah yang tentunya memerlukan penambahan tenaga kerja yang cukup banyak. Pemindahan tenaga kerja ini tentu saja dilakukan dengan memperhitungkan jenis pekerjaan yang ada di masingmasing area pertambangan, keahlian yang diperlukan dari jenis pekerjaan, kesamaan kompetensi dan juga proses pembelajaran yang bisa dilakukan untuk penyamaan kompetensi. Selain pengalihan sumber daya manusia juga dipikirkan strategi lain dengan memperhatikan usia, produktivitas dan kontribusi karyawan dengan adanya penawaran paket pensiun dini yang besarnya disesuaikan dengan ketiga hal tersebut. Berdasarkan beberapa hal yang telah dijabarkan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa Strategi Perencanaan Sumber Daya Manusia yang dapat diterapkan di PTFI sehubungan dengan rencana penutupan tambang terbuka Grasberg adalah melakukan pengalihan tenaga kerja yang dilakukan secara bertahap dengan mempertimbangkan rasio permintaan dan ketersediaan, kompetensi yang diperlukan dan penambahan keahlian atau kompetensi untuk memenuhi kompetensi yang dibutuhkan pada pekerjaan yang baru. Selain itu juga perlu diperhatikan untuk lebih mendayagunakan masyarakat lokal yaitu Papua sebagai sumber daya manusia yang keahlian dan kompetensinya terus dikembangkan sesuai kebutuhan di masa depan.