digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Karyawan yang berkualitas langka, sehingga perusahaan bersaing untuk mendapatkan karyawan yang memiliki performa tinggi untuk memastikan pertumbuhan dan kelanjutan perusahaan. Untuk dapat menarik karyawan berkualiatas tinggi perusahaan mengimplementasikan pencitraan perusahaan. Pencitraan perusahaan yang baik dimata para pontensial karyawan adalah salah satu prioritas penting organisasi (Collin, 2001). Manajemen brand atau merek adalah salah satu istilah yang sangat penting di dunia marketing. Manajemen merek yang baik akan berpengaruh besar pada keberhasilan perusahaan mencapai target penjualannya. Para praktisi marketing bekerja keras mengerjakan berbagai aspek dalam merek agar bisa menyampaikan pesannya kepada konsumen. Manajemen merek yang kuat membutuhkan strategi yang baik untuk menghasilkan atribut merek yang diharapkan, serta harus mampu mengkomunikasikan pesan dengan akurat untuk bisa meraih perhatian konsumen, keinginan untuk membeli, dan akhirnya menjadi pengguna merek. Latarbelakang dilakukannya manajemen merek adalah kompetisi. Manajemen merek membantu konsumen untuk menentukan pilihannya dengan cepat. Saat ini, organisasi juga berkompetisi untuk mendapatkan karyawan terbaiknya. Manajemen pencitraan perusahaan adalah strategi jangka panjang untuk mendapatkan perhatian karyawan atau calon karyawan serta persepsi positif dari pihak lainnya yang berkepentingan terhadap persusahaan (Backaus & Tikoo, 2004). Jika manajemen pemasaran melakukan manajemen merek untuk menarik konsumen, maka manajemen pencitraan perusahaan ditargetkan untuk menarik perhatian karyawan atau karyawan potensial. Pendekatanya memiliki kesamaaan namun media atau alatnya yang berbeda. PT. XYZ adalah perusahaan minyak bumi dan gas yang beroperasi di 90 negara di dunia, salah satunya di Indonesia. Perusahaan ini berada pada urutan 14 dari 50 daftar perusahaan yang menjadi aspirasi para pencari kerja (Universum, 2010). Tantangan perusahaan ini adalah penurunan ranking yang terjadi dari tahun lalu. Hal ini dipahami sebagai dampak dari kesadaraan masyarakat terhadap isu lingkungan, serta industri yang dianggap sedang mengalami pernurunan. Berdasarkan dua fakta diatas, sangatlah menarik untuk mengetahui lebih dalam mengenai konsep pencitraan perusahaan untuk menarik perhatian para karyawan dan potensial karyawan serta hubungannya dengan kepuasan dan loyalitas karyawan. Penelitian kuantiatif ini hasilnya di dasarkan pada survey terhadap 44 karyawan PT.XYZ yang sampling nya dilakukan secara acak pada tanggal 1-14 February 2011. Terdapat lima komponen pencitraan perusahaan yang di ukur dalam studi ini yaitu lingkungan kerja, kompensasi dan insentif, merek dan reputasi budaya perusahaan dan kesimbangan kerja dan kehidupan. Selanjutnya untuk mengukur derajat hubungan antara pencitraan perusahaan dengan kepuasan dan loyalitas karyawan digunakan Chi- Square tes. Hasil dari Chi-Square tes mengindikasikan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara pencitraan perusahaan dan kepuasan karyawan. Namun sebaliknya tidak terdapat hubungan antara pencitraan perusahaan dengan loyalitas. Diskusi dari hasil penelitian ini bisa sangat dalam. Terdapat banyak informasi yang berguna untuk membangun pencitraan perusahaan dimasa mendatang. Namun demikian disain dari pencitraan perusahaan harus dilakukan sebagai bagian dari rencana strategi perusahaan yang mendapat dukungan dari senior manajemen. Penelitian tentang pencitraan perusahaan ini hanyalah studi awal dari studi yang lebih dalam dan berkembang tentang ilmu yang relatif baru yang merupakan gabungan disiplin sumber daya manusia, ilmu pemasaran, dan hubungan publik dan media. Memahami hal tersebut diyakini disiplin ini akan terus berkembang dan semakin banyak perusahaan yang mengimplementasikannya dimasa depan.