Pulau Sumatra termasuk salah satu pulau terbesar di Indonesia. Pulau ini merupakan salah satu wilayah dengan aktifitas tektonik paling aktif di dunia. Sumatra mengakomodasi tumbukan lempeng Indo-Australia yang men-subduksi lempeng Eurasia dengan kecepatan 5-6 cm/tahun. Oleh karena itu sering terjadi gempa di pulau ini. Salah satu gempa besar yang terjdi adalah gempa Mentawai pada tanggal 25 Oktober 2010 dengan magnitude 7.7 Mw. Kabupaten Kepulauan Mentawai juga terletak di jalur lempeng tektonik sehingga sering terjadi gempa tektonik.
Untuk melakukan analisis deformasi diperlukan menghitung vektor pergeseran dan nilai pergeseran yang mengacu pada titik-titik stasiun GPS kontinu Sumatran GPS Array (SUGAR) yang tersebar di Pulau Sumatera. Analisis deformasi gempa mentawai dilakaukan dengan melihat faktor-faktor pergeseran yang terjadi saat gempa, sebelum dan sesudah gempa. Dengan adanya nilai-nilai pergeseran tersebut dapat dilihat perubahan-perubahan yang terjadi.
Dari hasil yang di peroleh gempa mentawai membawa pengaruh pergerakan 10-30 cm terhadap beberapa stasiun pengamatan yang berada di sekitar pusat gempa. Selain itu jika dilihat dari hasil regangan, setelah terjadi gempa Mentawai tahun 2010 ini, terjadi pelepasan energi sekitat 74% dari energi yang terakumulasi pada tahap diantara gempa. 24% sisanya dilepaskan pada tahap seteleh gempa.